PURWOKERTO, Exposenews.id – Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) secara resmi memperkuat komitmennya untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan. Langkah konkret ini mereka wujudkan melalui sebuah penandatanganan pakta integritas yang monumental. Selain itu, acara penandatanganan bersejarah ini secara khusus mereka selenggarakan di sela-sama rangkaian acara Dies Natalis ke-62 Unsoed yang bertempat di Kantor Pusat Administrasi, pada hari Sabtu (20/9/2025).
Rektor: Bukan Sekedar Simbol, Tapi Aksi Nyata
Selanjutnya, Rektor Unsoed, Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, dengan tegas menegaskan bahwa kegiatan ini sama sekali bukan hanya sekadar simbol belaka. Lebih dari itu, ia menyatakan bahwa ini merupakan bagian integral dari komitmen mendalam Unsoed untuk secara konsisten menciptakan lingkungan akademik yang selalu damai dan produktif. “Sebagai bagian dari perayaan dies natalis, kami dengan penuh semangat ingin menjadikan kampus ini bukan hanya sebagai tempat menuntut ilmu, tetapi juga sebagai tempat yang benar-benar aman dan nyaman bagi seluruh civitas akademika,” kata Sodiq dengan penuh keyakinan.
Tak berhenti di situ, ia kemudian menambahkan, “Selanjutnya, kami dengan tulus mengajak seluruh elemen di kampus untuk bersama-sama menjaga kampus ini, agar nantinya dapat menjadi kekuatan besar dalam menyongsong Indonesia Emas 2025. Dengan semangat bersama yang membara, kita pasti dapat mewujudkan Unsoed sebagai kampus yang unggul dan benar-benar bebas dari kekerasan,” tambahnya dengan penuh harap.
Dukungan Penuh dari Kejaksaan: Zero Tolerance!
Di sisi lain, Kepala Kejaksaan Negeri Purwokerto, Gloria Sinuhaji, yang hadir dan menyaksikan langsung acara tersebut, menyampaikan bahwa langkah yang diambil Unsoed ini sangatlah penting. Menurutnya, ini merupakan sebuah tindakan strategis untuk menjaga ketertiban dan kedamaian di wilayah Purwokerto dan Kabupaten Banyumas secara keseluruhan. “Ini adalah tindakan luar biasa yang patut diapresiasi untuk menjaga keamanan, persatuan, dan kedamaian di daerah ini. Selanjutnya, kampus Unsoed, sebagai pusat pendidikan ternama, harus benar-benar menjadi contoh institusi yang berbudaya dan beretika. Saya secara pribadi menekankan pentingnya civitas akademika untuk memiliki toleransi nol (zero tolerance) terhadap segala bentuk pelanggaran hukum,” tegas Sinuhaji tanpa ragu.
Berdasarkan pandangannya, komitmen bersama yang dibangun ini jelas bertujuan untuk memastikan bahwa Unsoed tidak hanya menjadi tempat pendidikan berkualitas, tetapi juga menjadi tempat yang selalu mengedepankan nilai-nilai moral dan etika dalam setiap aspeknya.
Ini 5 Isi Pakta Integritas yang Diteken!
Sebelum prosesi penandatanganan berlangsung, Ketua Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unsoed, Dr. Tri Wuryaningsih, dengan lantang membacakan butir-butir pakta integritas yang telah disepakati bersama oleh seluruh pihak. Isinya antara lain:
-
Secara tegas menolak segala bentuk kekerasan, baik fisik, psikis, seksual, maupun diskriminasi.
-
Selalu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, keikutsertaan, dan keadilan dalam setiap aktivitas.
-
Mendukung penuh tugas Satgas PPKS dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan.
-
Berani bersuara, melapor, dan melindungi korban tanpa rasa takut dan tanpa membiarkan pelaku berkeliaran.
-
Bersama-sama membangun kampus yang aman, inklusif, dan berintegritas demi tercapainya cita-cita bangsa.
Dukungan Massif dari Seluruh Civitas Akademika
Acara yang penuh makna ini juga semakin dimeriahkan dengan kehadiran antusias dari perwakilan mahasiswa, dosen, serta sejumlah tamu undangan terkemuka lainnya yang secara terbuka turut mendukung langkah progresif ini. Dengan demikian, melalui penandatanganan pakta integritas ini, seluruh civitas akademika diharapkan dapat secara aktif berperan serta dalam menciptakan atmosfer yang kondusif dan benar-benar bebas dari kekerasan di lingkungan kampus.
Perlu diketahui, berita ini muncul setelah sebelumnya untuk kesekian kalinya kasus kekerasan seksual di lingkungan Unsoed kembali mencuat ke permukaan. Kali ini, seorang guru besar diduga kuat melakukan kekerasan seksual terhadap seorang mahasiswi, yang kemudian memicu langkah cepat ini untuk diambil oleh pihak universitas.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com
