Exposenews.id – Israel secara mengejutkan meningkatkan eskalasi militernya dengan cara yang sangat agresif. Mereka secara terbuka melancarkan serangan lintas batas ke enam negara berbeda hanya dalam waktu 72 jam di awal minggu ini. Serangan-serangan udara ini tidak hanya menyasar target militer, tetapi juga secara tragis menewaskan ratusan jiwa dan menghancurkan banyak fasilitas sipil.
Serangan Mengejutkan di Ibu Kota Qatar
Salah satu serangan paling mengejutkan dan dramatis terjadi di ibu kota Qatar, Doha, pada Selasa (9/9/2025). Ledakan dahsyat menghantam sebuah kompleks yang diidentifikasi sebagai markas pimpinan Hamas. Serangan ini secara brutal menewaskan enam orang, termasuk putra dari seorang pejabat senior Hamas dan seorang petugas keamanan Qatar. Pemerintah Qatar pun secara resmi mengecam keras tindakan Israel yang mereka anggap telah melanggar hukum internasional.
Dalam waktu yang sangat singkat, operasi militer spektakuler ini semakin memperpanjang daftar negara yang merasakan dampak langsung serangan Israel sejak konflik Gaza pecah pada Oktober 2023. Keadaan ini semakin menebarkan kekhawatiran dunia bahwa konflik lokal telah berubah menjadi perang regional yang semakin meluas.
Lantas, negara mana saja yang berhasil diserang Israel dalam 72 jam terakhir? Simak daftar lengkapnya berikut ini.
Daftar Lengkap 6 Negara Sasaran
Berdasarkan laporan dari Al-Jazeera, Rabu (10/9/2025), berikut adalah daftar enam negara yang menjadi sasaran serangan Israel:
-
Palestina: Serangan udara membunuh lebih dari 150 orang sejak Senin.
-
Lebanon: Lima orang tewas setelah serangan menghantam kawasan Bekaa dan Hermel.
-
Suriah: Pangkalan udara di Homs dan barak militer di Latakia menjadi sasaran jet Israel.
-
Tunisia: Dua kapal flotilla diserang oleh drone pada dua malam berturut-turut.
-
Qatar: Kompleks Hamas di Doha diserang, menewaskan enam orang.
-
Yaman: Bandara Sanaa dan pos-pos Houthi menjadi target rudal Israel.
Kronologi Serangan Senin: Gaza dan Lebanon
Rentetan serangan dimulai pada Senin di Gaza. Saat itu, serangan udara Israel secara keji menewaskan 67 orang dan melukai 320 lainnya. Lebih menyedihkan lagi, empat belas korban meninggal saat sedang berusaha mencari bantuan, sementara enam orang lain, termasuk dua anak-anak, dilaporkan tewas secara menyakitkan akibat kelaparan.
Masih pada hari Senin yang sama, jet tempur Israel dengan cepat beralih dan menyerang distrik Bekaa dan Hermel di Lebanon. Akibatnya, lima orang tewas dalam serangan itu. Militer Israel dengan percaya diri mengklaim bahwa target mereka adalah gudang senjata milik Hezbollah, meskipun klaim ini belum dapat diverifikasi secara independen.
Eskalasi ke Suriah dan Tunisia
Serangan kemudian berlanjut ke Suriah pada Senin malam. Jet-jet Israel tanpa ampun menghantam pangkalan udara di Homs dan sebuah barak militer dekat Latakia. Pemerintah Suriah secara tegas mengecam keras tindakan tersebut dan dengan berani menyebutnya sebagai “pelanggaran terang-terangan” dan “ancaman langsung” terhadap kedaulatan negara mereka.
Di malam yang sama, Tunisia secara tak terduga turut menjadi sasaran. Sebuah kapal bernama Family Boat dari Global Sumud Flotilla diserang oleh drone di pelabuhan Sidi Bou Said. Api sempat melahap dek kapal, namun berhasil dipadamkan, dan seluruh penumpang dilaporkan selamat.
Serangan Selasa: Gaza Kembali Berduka dan Insiden Doha
Pada Selasa, serangan di Gaza kembali berlanjut dengan intensitas yang mencemaskan. Sebanyak 83 orang tewas dan 223 lainnya luka-luka. Israel tanpa belas kasihan menghantam gedung-gedung bertingkat dan infrastruktur sipil di Gaza City, sehingga memaksa ribuan warga mengungsi untuk menyelamatkan diri.
Namun, serangan terbesar dan paling mengejutkan pada hari itu justru terjadi di Qatar. Sebuah kompleks yang dihuni oleh pimpinan Hamas di Doha dihantam serangan udara, yang kemudian menewaskan enam orang. “Negara Qatar mengecam keras serangan ini dan secara tegas menegaskan bahwa mereka tidak akan mentolerir perilaku Israel yang ceroboh ini…,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Dr Majed Al Ansari, seperti dikutip dari The Independent, Selasa (9/9/2025).
Tunisia Diserang Kembali dan Serangan Penutup di Yaman
Malam harinya, Tunisia kembali menjadi sasaran untuk kedua kalinya. Kapal Alma yang berbendera Inggris diserang oleh drone di perairan dekat Sidi Bou Said. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, dan hanya terjadi kerusakan di bagian dek atas kapal.
Rangkaian serangan panjang ini akhirnya ditutup pada Rabu pagi dengan serangan ke Yaman. Israel dengan sengaja menargetkan bandara Sanaa dan beberapa posisi Houthi. Perlu diketahui, serangan ini merupakan yang kedua kalinya dalam sebulan terakhir terhadap lokasi yang sama.
Akar Konflik: Meluasnya Perang Sejak Oktober 2023
Serangan-spektakuler 72 jam ini pada dasarnya melanjutkan serangan panjang Israel yang telah dimulai sejak 7 Oktober 2023, setelah Hamas menyerang dan menewaskan sekitar 1.200 orang Israel. Sejak saat itu, Israel secara konsisten memperluas operasi militernya ke berbagai negara lainnya.
Selain serangan ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 64.000 orang, Israel juga secara berani meluncurkan serangan besar-besaran ke Iran pada Juni 2025 bersama Amerika Serikat, yang saat itu menargetkan instalasi militer dan nuklir Iran.
Di sisi lain, kelompok bersenjata regional juga ikut terlibat secara aktif. Hezbollah di Lebanon terus-menerus menembakkan roket ke Israel, sementara kelompok Houthi di Yaman dengan gencar menyerang kapal-kapal yang melintas di Laut Merah. Kondisi ini dengan jelas menunjukkan bahwa perang Gaza telah berkembang menjadi konflik regional yang dampaknya semakin luas dan mengkhawatirkan.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com