Exposenews.id — Doha, Qatar, lagi panas! Bukan cuma cuaca, tapi juga situasi geopolitik yang bikin dunia menahan napas. Setelah serangan udara Israel menyasar pemimpin Hamas di ibu kota Qatar pada 9 September 2025, Liga Arab langsung gerak cepat. Besok, Senin (15/9/2025), Doha bakal jadi tuan rumah KTT darurat Arab-Islam. Ini respons paling keras dari negara-negara Arab setelah Israel dianggap melanggar kedaulatan Qatar. Apa yang bakal terjadi? Yuk, kita bedah!
Israel Bikin Gaduh di Doha
Bayangin, Qatar, yang selama ini dikenal sebagai penutup mulut konflik di Gaza lewat mediasi, tiba-tiba jadi sasaran serangan udara Israel. Ini bukan cuma soal bom, tapi juga tamparan keras buat kedaulatan negara yang jadi sekutu utama Amerika Serikat di luar NATO. Serangan ini bikin gempar, apalagi Qatar selama ini punya peran besar dalam diplomasi Timur Tengah. Dr Majid bin Mohammed Al-Ansari, Penasihat Perdana Menteri sekaligus Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, langsung buka suara di akun X-nya. “Doha akan jadi tuan rumah KTT darurat Arab-Islam besok untuk bahas situasi terbaru di kawasan,” katanya.
Serangan ini bukan cuma bikin Qatar naik pitam, tapi juga negara-negara tetangga di Teluk. Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, yang tergabung dalam Perjanjian Abraham, langsung nyatakan solidaritas. Presiden UEA, Sheikh Mohamed, bahkan rela mampir ke Doha untuk kasih dukungan. “Serangan Israel ini pelanggaran kedaulatan yang nggak bisa diterima,” tulis Arab News, mengutip kecaman dari negara-negara Teluk. Bahkan, UEA dan Bahrain bilang serangan ini bikin upaya damai di Gaza mundur jauh.
KTT Darurat: Apa yang Dibahas?
KTT darurat ini bukan cuma ajang kumpul-kumpul. Liga Arab punya agenda serius: bikin pernyataan tegas soal serangan Israel ke Qatar. Rancangan pernyataan ini udah disiapin dalam pertemuan menteri luar negeri Arab dan Islam sehari sebelumnya. Tapi, bukan cuma soal kecaman. Ada wacana besar yang lagi digodok, terutama dari Mesir, yang pengin bangkitin ide lama: pasukan militer gabungan Liga Arab.
Ide pasukan gabungan ini sebenarnya udah muncul sejak 2015, tapi sekarang kayaknya Mesir serius banget buat wujudin. Menurut The National, Kairo pengin jadi markas pasukan ini, dengan posisi komandan yang bakal dirotasi di antara 22 anggota Liga Arab. Mesir, yang punya militer terbesar di Timur Tengah, tampaknya nggak main-main. Ini bisa jadi game-changer di kawasan, apalagi setelah serangan Israel ke Qatar bikin semua orang waspada.
Perjanjian Abraham di Ujung Tanduk?
Serangan Israel ke Doha ini juga bikin orang bertanya-tanya: apa kabar Perjanjian Abraham? Perjanjian yang ditandatangani hampir lima tahun lalu ini sempat bikin harapan buat kerja sama pertahanan antara Israel dan negara-negara Teluk. Tapi, perang yang nggak kelar-kelar sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, plus eskalasi konflik ke Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman, bikin semuanya berantakan. Sekarang, serangan ke Qatar ini kayak nyiram bensin ke api. Normalisasi hubungan yang dulu diimpikan lewat Perjanjian Abraham kini jadi tanda tanya besar.
Banyak yang bilang, serangan ini nggak cuma soal Hamas, tapi juga pesan politik dari Israel. Qatar, yang selama ini jadi mediator netral, tiba-tiba disudutkan. Ini bikin negara-negara Arab, termasuk yang tadinya ramah sama Israel, mulai mikir ulang. Apalagi, serangan ini bikin citra Israel di kawasan makin buruk, terutama setelah belasan warga Palestina tewas dalam serangan udara di Gaza, seperti dilaporkan di tengah kunjungan Senator AS Marco Rubio ke Israel.
Qatar: Mediator yang Diserang
Qatar selama ini dikenal sebagai “penutup drama” di Timur Tengah. Mereka sering jadi penengah dalam konflik Gaza, bantu negosiasi gencatan senjata, dan bahkan kasih tempat buat para pemimpin Hamas. Tapi, serangan Israel ini kayak nyatakan bahwa nggak ada yang kebal, termasuk mediator. Ini juga bikin posisi Qatar sebagai sekutu AS jadi sorotan. Gimana nggak, negara yang punya pangkalan militer AS terbesar di kawasan justru diserang sama sekutu AS lainnya, Israel.
Banyak yang khawatir, serangan ini bakal bikin proses mediasi di Gaza makin sulit. Qatar, yang selama ini jadi jembatan komunikasi antara Hamas dan Israel, kini harus mikir dua kali. Belum lagi, eskalasi ini bisa bikin konflik meluas ke negara lain. Lebanon, Suriah, dan Yaman udah jadi medan tempur, dan sekarang Qatar masuk daftar.
Apa Selanjutnya?
kunjungi juga laman berita gadget di Newtechclub.com
KTT darurat di Doha ini bakal jadi panggung buat Liga Arab nunjukin taringnya. Bukan cuma soal kecaman, tapi juga langkah konkret. Apakah pasukan gabungan Liga Arab bakal terwujud? Atau justru konflik bakal makin memanas? Yang jelas, serangan Israel ke Qatar udah ubah peta geopolitik di Timur Tengah. Negara-negara Teluk, yang tadinya fokus ke diplomasi, sekarang mulai siaga.
Buat Qatar, ini saatnya buat ngebuktiin bahwa mereka nggak cuma mediator, tapi juga pemain besar di kawasan. Dukungan dari UEA, Bahrain, dan Mesir menunjukkan bahwa Liga Arab nggak tinggal diam. Tapi, di sisi lain, Israel kayaknya nggak bakal mundur begitu aja. Dengan perang yang terus meluas, dunia cuma bisa menunggu: apa langkah selanjutnya dari KTT ini? Satu hal pasti, Timur Tengah lagi di ujung tanduk, dan Doha jadi pusat perhatian.
