YOGYAKARTA, Exposenews.id – Dalam sebuah upaya monumental, sebanyak 52 tiang pancang baja (bore pile) raksasa berdiameter satu meter kini sedang ditanam secara intensif di Tanjakan Clongop, ruas jalan Watugajah-Hargomulyo, Gedangsari, Gunungkidul. Proyek senilai Rp 13,6 miliar ini bukanlah perbaikan biasa; melainkan sebuah langkah mitigasi permanen dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (DPUP-ESDM) DIY untuk menjinakkan titik rawan longsor yang pernah melumpuhkan konektivitas wilayah secara total pada awal 2024.
Progress Pengerjaan yang Terus Berlanjut
Selanjutnya, berdasarkan pantauan di lapangan, proses perbaikan di beberapa titik longsor yang saling berdekatan ini telah berjalan dengan lancar selama sebulan terakhir. “Hingga kini, prosesnya masih terus berlangsung dengan sangat aktif,” ungkap Sriyanto, salah seorang warga Kalurahan Hargomulyo, Gedangsari, yang dihubungi via telepon pada Senin (25/8/2025). Ia menambahkan dengan nada khawatir, talud atau dinding penahan tanah yang ambruk di lokasi tersebut memiliki panjang yang fantastis, mencapai sekitar 30 meter.
Harapan Warga Menjelang Musim Hujan
Oleh karena itu, puluhan titik sepanjang area yang rawan tersebut kini sedang diperkuat dengan struktur rangka baja berteknologi tinggi. “Kami semua berharap besar perbaikan ini dapat segera selesai sebelum musim hujan tiba,” harap Sriyanto dengan penuh antusias. Ia pun melanjutkan, “Semoga dengan struktur baru ini, tidak akan ada lagi bencana longsor yang mengancam, terlebih lagi musim hujan akan segera datang dalam hitungan minggu.”
Mengenang Bencana Longsor 2024 yang Melumpuhkan
Selain itu, Sriyanto membagikan kenangan pilu tentang insiden yang terjadi setahun lalu. Menurut penuturannya, kawasan tersebut memang telah mengalami longsor parah yang sangat dahsyat pada tahun 2024. Kondisi jalan yang berada persis di bibir jurang tanpa perlindungan yang memadai telah membuat Tanjakan Clongop menjadi lokasi yang sangat rentan terhadap pergerakan tanah. “Longsor besarnya terjadi pada 2024 lalu. Dampaknya sangat parah, jalan yang bisa dilalui kendaraan menyempit drastis hanya sekitar separuh badan jalan saja,” kenangnya dengan jelas.
Penjelasan Rinci dari Pihak Berwajib
Di sisi lain, pihak berwenang memberikan penjelasan yang sangat komprehensif mengenai proyek ambisius ini. Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, Bina Marga DPUP-ESDM DIY, One Sigit Hermanto, menyatakan dengan tegas bahwa anggaran perbaikan untuk menangani lokasi longsor 2024 tersebut memang mencapai Rp 13,6 miliar. “Kami menargetkan pengerjaan seluruhnya akan selesai dalam 180 hari kalender,” jelas Sigit dengan penuh keyakinan.
Spesifikasi Teknologi Canggih yang Diterapkan
Selanjutnya, Sigit memaparkan secara detail metode perbaikan yang digunakan. Timnya menerapkan kerangka baja berkekuatan ultra-tinggi dengan diameter tepat satu meter dan panjang yang mencengangkan, mencapai 32 meter, yang kemudian dipasang secara presisi di 52 titik yang telah ditentukan melalui kajian geoteknik. “Rangka baja yang kami tanam sangat dalam ini berfungsi sebagai pondasi penahan tanah yang ultra-kuat. Tujuannya satu: agar tidak terjadi lagi bencana longsor di masa depan,” tegas Sigit dengan penuh wawasan.
Komitmen Monitoring dan Pengawasan Ketat
Selain itu, Sigit juga menekankan komitmen tinggi instansinya untuk melakukan monitoring secara berkala dan ketat. “Kami akan memastikan seluruh pengerjaan berjalan sangat lancar dan sesuai dengan semua spesifikasi serta jadwal yang tercantum dalam kontrak,” janjinya. Komitmen ini menunjukkan pengalaman dan akuntabilitas pemerintah dalam menangani infrastruktur publik.
Signifikansi Jalan sebagai Jalur Vital
Perlu untuk digarisbawahi, bahwa Jalan Tanjakan Clongop bukanlah jalan biasa. Selama ini, jalan tersebut berfungsi sebagai jalur alternatif yang sangat vital bagi ribuan warga Gunungkidul yang akan menuju Klaten, atau sebaliknya. Sebelumnya, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY sebenarnya telah melakukan upaya proaktif dengan membangun jalan baru untuk mengurangi kemiringan tanjakan yang terlalu curam di lokasi tersebut, dan proyek jalan baru itu sendiri telah resmi selesai pada akhir tahun lalu. Namun, upaya tersebut ternyata belum cukup untuk mengatasi kerawanan longsor di titik spesifik ini, sehingga diperlukan intervensi yang lebih dalam dan permanen dengan teknologi bore pile.
Dengan demikian, proyek ini bukan sekadar perbaikan infrastruktur biasa, melainkan sebuah investasi besar untuk keselamatan dan kelancaran perekonomian masyarakat yang sangat bergantung pada jalur ini.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com