TOKYO, Exposenews.id – Sebuah insiden menggemparkan terjadi ketika Kapal perang Amerika Serikat, USS New Orleans, tiba-tiba terbakar hebat saat berlabuh di lepas pantai Okinawa, Jepang, pada Rabu (20/8/2025). Lebih mencengangkan lagi, kobaran api tersebut berkobar selama hampir 12 jam dan secara langsung menyebabkan dua pelaut mengalami luka-luka ringan, seperti yang diungkapkan oleh Armada ke-7 Angkatan Laut AS dalam keterangan resminya. “Kedua pelaut tersebut telah menerima perawatan medis yang memadai di fasilitas kesehatan di dalam kapal,” tegas pernyataan itu, meyakinkan bahwa kondisi mereka stabil.
Kronologi Kebakaran yang Mencengangkan
Selanjutnya, api diduga pertama kali muncul dan menyala sekitar pukul 16.00 waktu setempat, tepatnya saat kapal sedang berada dalam kondisi berlabuh di White Beach Naval Facility, Okinawa. Perlu diketahui, USS New Orleans bukanlah kapal biasa; ia merupakan kapal angkut amfibi berukuran raksasa dengan panjang mencapai 208 meter dan bobot 24.000 ton yang biasanya mengangkut lebih dari 360 awak, serta sanggup menampung hingga 800 pasukan Marinir di dalamnya. Pada saat kejadian, kru kapal dengan sigap langsung bertindak dan dibantu oleh personel dari USS San Diego yang kebetulan tengah bersandar di lokasi yang sama, menunjukkan solidaritas yang tinggi.
Upaya Pemadahan yang Melibatkan Banyak Pihak
Tak lama setelah itu, Armada ke-7 pun mengonfirmasi bahwa “Japan Coast Guard, Pasukan Bela Diri Maritim Jepang, dan komando Angkatan Laut AS di Okinawa memberikan dukungan penting dan krusial dalam upaya pemadaman yang dilakukan.” Sebagai buktinya, stasiun televisi NHK menayangkan gambar dramatis dimana kapal tunda Jepang tanpa ragu menyemprotkan air dalam volume besar ke bagian depan USS New Orleans selama proses pemadaman berlangsung.
Bantuan Krusial dari Jepang
Di sisi lain, Bantuan dari Jepang ternyata sangat vital. Menurut laporan, Badan Penjaga Pantai Jepang (Japan Coast Guard) mengungkapkan bahwa awalnya AS sempat meminta bantuan, lalu membatalkannya, sebelum akhirnya memperbarui permintaan bantuan tersebut sekitar pukul 19.30 waktu setempat. Akibatnya, empat kapal Jepang—yang berasal dari penjaga pantai, angkatan laut, hingga kontraktor swasta—rela menghabiskan malam dengan menyemprotkan air tanpa henti untuk mengendalikan si jago merah. “Mereka bekerja tanpa kenal lelah,” kata juru bicara JCG, Tetsuhiro Azumahiga, kepada AFP. Perlu dipahami, Washington sendiri diketahui menempatkan sekitar 54.000 personel militernya di Jepang, dan sebagian besarnya berada di Okinawa, sehingga kerja sama ini sangat berarti.
Analisis Pakar: Ancaman Serius bagi Armada AS
Sementara itu, Ancaman bagi armada AS menjadi sorotan pakar. Carl Schuster, seorang pakar pertahanan dan mantan kapten Angkatan Laut AS, dengan tegas menilai bahwa kebakaran di kapal perang selalu menjadi situasi yang sangat berbahaya dan mengancam. “Kapal pada dasarnya membawa banyak material yang mudah terbakar. Namun, kebakaran sebesar dan selama ini sebenarnya jarang terjadi di kapal perang AS,” ujarnya dengan nada prihatin. Bahkan, Schuster memperkirakan bahwa kerusakan akibat api yang hebat ini dapat membuat USS New Orleans harus berhenti beroperasi setidaknya selama 60 hingga 120 hari ke depan. Selain itu, ia menambahkan bahwa peristiwa ini harus menjadi peringatan keras agar Angkatan Laut segera “meninjau dan memperbaiki prosedur pencegahan serta penanggulangan kebakaran mereka.”
Kilas Balik Insiden Serupa
Sebagai perbandingan, kebakaran terburuk yang pernah dialami Angkatan Laut AS dalam beberapa tahun terakhir adalah insiden USS Bonhomme Richard pada 2020 di San Diego. Kebakaran hebat itu akhirnya memaksa kapal penyerang amfibi senilai miliaran dolar itu harus dipensiunkan dini, sebuah kerugian finansial dan operasional yang sangat besar. Insiden terkini ini pun langsung mengingatkan banyak pihak pada tragedi tersebut dan mempertanyakan protokol keamanan yang ada.
Api Akhirnya Padam dan Penyidikan Dimulai
Akhirnya, kabar baik datang. Menurut laporan terbaru dari Armada ke-7, api yang membara di USS New Orleans berhasil dipadamkan sepenuhnya pada Kamis dini hari. Meskipun demikian, Japan Coast Guard menyebut bahwa upaya pemadaman baru benar-benar dinyatakan selesai sekitar pukul 09.00 pagi, menunjukkan betapa kompleks dan sulitnya keadaan di lapangan. Sampai saat ini, penyelidikan mendalam masih terus dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kebakaran misterius ini. “Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan intensif… Kru New Orleans akan tetap berada di kapal untuk menjaga dan mengamankan aset tersebut,” tegas Angkatan Laut AS dalam pernyataan penutupnya, menegaskan komitmen mereka untuk transparansi dan keamanan.