Berita  

Pelajar Asal Mataram Jatuh Ke Jurang Saat Rayakan HUT RI di Bukit Sempana Lombok

MATARAM, Exposenews.id – Sebuah perayaan Hari Kemerdekaan RI yang penuh sukacita berubah menjadi duka mendalam. Zulpanil Khoiri (16), pelajar asal Bertais, Kota Mataram, bersama teman-temannya memilih merayakannya di puncak Bukit Sempana. Namun, nasib naas mengintainya. Pada Minggu (17/8/2026), ia terpeleset dan terjatuh ke jurang sedalam 100 meter.

Kasi Humas Polres Lombok Timur, AKP Nikolas Oesman, kemudian menjelaskan kronologi musibah ini pada Selasa (19/8/2025). Ia menyatakan insiden tragis terjadi di jalur turun yang licin. “Mereka mulai turun dari puncak Minggu sekitar pukul 12.00 Wita. Sayangnya, Zulpan kehilangan keseimbangan dan jatuh,” papar Nikolas.

Pada detik-detik kritis, Zulpan berusaha menyelamatkan diri. Ia berteriak minta tolong kepada rekannya, Fatir Arya Ramadhan. Saat itu, Zulpan bergantung pada sejumput rumput di tebing, sementara tubuhnya bergelantungan di atas jurang. Fatir pun berusaha keras menolong temannya tersebut.

Sayangnya, usaha Fatir gagal. Cengkeraman Zulpan pada rumput itu terlepas. Tubuhnya pun terjatuh bebas ke dasar jurang. “Zulpan akhirnya tak tertolong dan menemui ajalnya di tempat itu,” tutur Nikolas dengan berat.

Pengelola bukit langsung menerima laporan kejadian ini. Teman-teman korban berusaha meminta bantuan pendaki lain. Namun, upaya mereka terkendala sinyal telepon yang sangat buruk.

Solidaritas warga pun bangkit. Warga setempat bersama tim pengelola segera membentuk tim evakuasi. Mereka bergerak cepat ke kawasan Larang z, antara Pos II dan Pos I Bukit Sempana, untuk melakukan pencarian.

Menurut pengakuan saksi, Zulpan berada di barisan depan saat rombongan mulai turun. Fatir berada 3-4 meter di belakangnya, diikuti 6 rekan lain. Tiba-tiba, Fatir mendengar jeritan histeris Zulpan minta tolong. Saat Fatir mendekat, ia melihat Zulpan sudah tergantung di tepi jurang.

Sangat ironis, di puncak perayaan kemerdekaan di bukit indah, ia justru kehilangan nyawa. Zulpan akhirnya meregang nyawa di tempat yang seharusnya menciptakan kenangan indah.

Tim evakuasi berhasil membawa jenazah Zulpan keluar dari jurang. Mereka membawanya ke Puskesmas Sembalun sekitar pukul 18.00 Wita. Sayangnya, semua usaha itu sudah terlambat.

Dokter penangan, dr. Haeratut Tazkiyah, menyampaikan kabar duka kepada keluarga. Pemeriksaan medis menunjukkan Zulpan meninggal akibat luka berat. Luka serius di bahu kiri, patah tulang, dan luka robek di paha atas menyebabkan pendarahan hebat yang merenggut nyawanya.

Keluarga korban tiba di Puskesmas Sembalun Minggu malam dengan wajah sedih. Mereka menjemput jenazah Zulpan. Dalam keputusasaan, mereka menolak autopsi. Bagi mereka, kejadian ini murni kecelakaan tragis. Mereka hanya ingin membawa Zulpan pulang dengan tenang dan memberinya penghormatan terakhir.