Iran Siaga Penuh: Perang dengan Israel Bisa Meledak Kapan Saja!

TEHERAN, Exposenews.id – Dunia kembali menahan napas! Seorang pejabat senior Iran baru saja mengeluarkan peringatan keras. Ia menyatakan perang antara Teheran dan Israel bisa meledak lagi secara tiba-tiba. Lebih menegangkan, kedua negara ini tidak terikat perjanjian gencatan senjata apa pun!

Wakil Presiden Pertama Iran, Mohammad Reza Aref, tegas menyatakan pada Senin (18/8/2025). “Kita harus siaga setiap detik untuk konfrontasi. Faktanya, kita bahkan tidak sedang dalam gencatan senjata; kita hanya dalam jeda permusuhan sementara.” Pernyataan ini membuktikan betapa rapuhnya situasi damai pasca konflik dahsyat 12 hari di Juni lalu.

Jeda perang ini tercipta setelah Israel membombardir situs nuklir dan militer Iran secara massive. Serangan brutal itu juga menghancurkan permukiman warga sipil. Akibatnya, perang 12 hari itu merenggut nyawa sedikitnya 1.000 orang. Korban tersebut termasuk komandan senior dan ilmuwan nuklir andalan Iran.

Iran tidak tinggal diam. Mereka membalas serangan dengan rudal dan armada drone yang mematikan. Serangan balasan ini berhasil menewaskan puluhan orang di Israel. Tindakan ini menunjukkan kekuatan militer Iran. Selanjutnya, Amerika Serikat turut campur. Mereka mengumumkan penghentian pertempuran pada 24 Juni. Namun, AS sendiri sudah membom fasilitas nuklir Iran dua hari sebelumnya.

Namun, tidak ada kesepakatan formal yang meresmikan gencatan senjata. Yang ada hanyalah jeda permusuhan tidak resmi dan sangat tidak stabil. Kemudian, pada Minggu (17/8/2025), ketegangan kembali memanas. Yahya Rahim Safavi, penasihat militer utama Pemimpin Tertinggi Iran, menyampaikan pernyataan mengerikan. Ia mengungkapkan bahwa negaranya sedang “menyusun rencana matang untuk skenario terburuk”.

Safavi menekankan, “Kita sama sekali tidak dalam gencatan senjata. Kita justru berada dalam fase perang yang sewaktu-waktu bisa pecah. Tidak ada protokol, aturan main, atau kesepakatan dengan Israel dan Amerika.” Harian Shargh mengutip pernyataannya. Ia menambahkan, “Gencatan senjata artinya menghentikan serangan. Situasi ini bisa berubah drastis kapan saja.”

Meski demikian, pejabat Iran menegaskan bahwa negara mereka tidak mencari perang. Namun, mereka menyatakan siap menghadapi segala konfrontasi dari pihak lain. Di sisi lain, negara-negara Barat terus menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir. Teheran membantah tuduhan ini dengan keras.

Pasca perang, Israel dan Amerika Serikat berulang kali mengancam akan menyerang Iran lagi. Ancaman ini berlaku jika Teheran melanjutkan aktivitas nuklir dan program pengayaan uranium. Pengawas nuklir PBB (IAEA) sudah memperingatkan bahaya tersebut. Iran kini menjadi satu-satunya negara non-nuklir yang memperkaya uranium hingga 60 persen!

Angka itu melampaui batas 3,67 persen dalam kesepakatan JCPOA tahun 2015. Lebih mengkhawatirkan, tingkat itu hanya selisih satu langkah dari 90 persen untuk membuat senjata nuklir. Minggu lalu, Inggris, Perancis, dan Jerman ikut mengancam. Mereka akan memberlakukan kembali semua sanksi yang sebelumnya dicabut.

Iran langsung membalas dengan peringatan keras. Mereka menyiratkan akan menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Langkah ini pasti memicu krisis keamanan global baru yang lebih berbahaya.