Exposenews.id – Dalam perkembangan terbaru, Senator AS Maggie Hassan secara resmi menyerukan tindakan tegas terhadap Elon Musk. Tak tanggung-tanggung, ia mendesak CEO SpaceX itu segera membatasi layanan Starlink di Asia Tenggara. Alasannya? Ternyata, jaringan internet satelit ini menjadi alat utama sindikat kriminal untuk menipu warga AS hingga miliaran dolar!
Berdasarkan laporan terbaru, Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan AS menemukan bukti mengejutkan. Terlebih lagi, sindikat penipu di Myanmar, Thailand, Kamboja, dan Laos secara terang-terangan memanfaatkan Starlink untuk operasi ilegal mereka. Padahal, SpaceX sebenarnya memiliki wewenang penuh untuk memblokir akses jika menemukan aktivitas mencurigakan.
“SpaceX harus segera bertindak!” tegas Hassan. “Mereka tidak boleh terus membiarkan penjahat memanfaatkan layanan mereka,” tambah senator Partai Demokrat ini dengan nada tinggi.
Misteri Jaringan Starlink: Legal vs Ilegal
Sementara itu, peta resmi Starlink menunjukkan distribusi layanan yang belum merata di Asia Tenggara. Di satu sisi, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Timor Leste sudah menikmati layanan ini. Namun yang mengejutkan, negara-negara yang menjadi sarang penipuan justru statusnya masih ‘coming soon’!
Sebagai contoh, Thailand masih tertahan di tahap “menunggu persetujuan regulasi”. Sementara itu, Laos dan Kamboja baru akan beroperasi mulai 2025. Yang lebih mencengangkan, Myanmar bahkan belum memiliki tanggal peluncuran yang jelas.
Lalu timbul pertanyaan besar:
-
Pertama, bagaimana bisa sindikat menggunakan Starlink di negara yang belum resmi diluncurkan?
-
Kedua, apakah ada jaringan gelap yang beroperasi di balik layar?
-
Terakhir, apakah SpaceX mengetahui hal ini atau sengaja menutup mata?
Menurut laporan PBB, sindikat ini menjalankan operasi kejam dengan memaksa korban perdagangan manusia bekerja sebagai penipu online. Setiap hari, korban harus menelepon atau mengirim pesan penipuan ke warga AS tanpa henti.
“Masyarakat Amerika mungkin sering menerima panggilan penipuan,” jelas Hassan. “Namun, mereka tidak menyangka pelakunya menggunakan teknologi canggih dari benua lain,” lanjutnya.
Operasi Penyelamatan & Langkah Pemerintah
Sebagai respons, pemerintah Thailand mengambil tindakan drastis sejak Februari lalu. Mereka secara tegas memutus pasokan listrik dan internet ke lima wilayah perbatasan Myanmar, termasuk Myawaddy yang menjadi markas besar sindikat.
Kasus yang lebih menggemparkan terjadi pada aktor China Wang Xing. Awalnya, Wang datang ke Thailand untuk syuting film. Namun alih-alih dijemput kru, ia malah diculik dan dibawa ke pusat penipuan di perbatasan Myanmar.
Setelah tiga hari hilang, polisi Myanmar akhirnya menemukan Wang dalam kondisi mengenaskan. “Mereka memaksa kami bekerja tanpa henti dan menghafal skrip penipuan,” ungkapnya dengan pilu.
Tekanan Global & Keterlibatan China
Berdasarkan investigasi Institut Perdamaian AS, terungkap bahwa 90% operator pusat penipuan berasal dari China. Mereka tidak hanya menguasai jaringan di Myawaddy, tetapi juga beberapa zona ekonomi khusus di perbatasan.