Berita  

OPM Bakar Rumah Bupati & Kantor Distrik, TNI Bantah Jadikan Pos Militer

JAYAPURA, Exposenews.id – Aksi nekat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyulut api di dua lokasi strategis, yakni rumah Bupati Puncak, Elvis Tabuni, dan Kantor Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, pada Minggu (6/7/2025). Ledakan kemarahan kelompok separatis ini langsung memicu kepanikan warga.

TPNPB-OPM Klaim Pembakaran sebagai Bentuk Perlawanan
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambon, dengan tegas mengonfirmasi aksi ini melalui keterangan tertulis yang diterima Selasa (8/7/2025). Menurutnya, tim khusus mereka sengaja membakar kedua bangunan tersebut setelah menerima laporan dari Papuan Intelligent Service (PIS).

“Kami tidak main-main. Rumah Bupati dan kantor distrik itu kami bakar karena dijadikan pos militer Indonesia. Ini membuat warga ketakutan dan memilih mengungsi,” tegas Sebby. Dia menambahkan, aksi ini merupakan bentuk protes terhadap kehadiran TNI yang dianggap mengancam warga sipil.

TNI Membantah Tegas: “Itu Hoax!”
Namun, pihak Kodam XVII/Cenderawasih langsung angkat bicara membantah keras klaim OPM. Kepala Penerangan Kodam, Kolonel Inf Candra Kurniawan, menyatakan bahwa tuduhan tersebut sama sekali tidak berdasar.

“Ini jelas provokasi! TNI tidak pernah menjadikan rumah bupati atau kantor distrik sebagai markas. Tugas kami hanya menjaga keamanan warga,” tegas Candra dalam rilis resminya.

Dia bahkan menyayangkan aksi pembakaran yang justru merugikan masyarakat setempat. “Alih-alih melindungi warga, OPM malah merusak fasilitas umum. Ini tindakan kriminal,” tambahnya.

Fakta di Lapangan: Bangunan Hangus, Warga Trauma
Sementara itu, di lokasi kejadian, kondisi dua bangunan tersebut sudah ludes dilalap api. Salah satu saksi mata, warga Ondugura, mengaku syok melihat kobaran api yang melahap rumah bekas tinggal Bupati Elvis Tabuni.

“Kami dengar suara ledakan, lalu melihat asap tebal. Semua orang langsung berlarian,” ceritanya dengan suara bergetar.

Menariknya, TNI justru mengungkap bahwa OPM sengaja menciptakan narasi palsu untuk memicu ketegangan. “Mereka ingin warga percaya bahwa TNI okupasi, padahal kami justru sedang mengamankan wilayah,” jelas Candra.

Situasi Masih Panas, TNI Siaga 24 Jam
Hingga berita ini diturunkan, situasi di Distrik Omukia masih tegang. Aparat gabungan terus berpatroli untuk memastikan tidak ada aksi susulan. “Kami berkoordinasi dengan pemda dan tokoh masyarakat agar stabilitas tetap terkendali,” ujar Candra.

Permainan Narasi OPM vs Realitas di Lapangan
Aksi pembakaran ini jelas memperuncing ketegangan di Papua. Di satu sisi, OPM berusaha membangun citra sebagai “pejuang rakyat” dengan menyerang simbol pemerintah. Di sisi lain, TNI menegaskan bahwa mereka hanya fokus pada perlindungan warga sipil.

Pertanyaannya: Siapa yang sebenarnya berkepentingan menciptakan ketakutan di Omukia? Jawabannya mungkin lebih rumit dari yang dibayangkan.

Warga Mulai Pulang, TNI Beri Pendampingan
Kabar baiknya, sebagian warga yang mengungsi mulai berani kembali ke rumah. TNI mengklaim telah menyiapkan tim psikologis untuk membantu trauma warga. “Kami juga bantu perbaiki infrastruktur yang rusak,” tambah Candra.

Aksi pembakaran OPM ini ibarat bermain api. Bukan hanya merusak properti, tetapi juga memecah kepercayaan warga. Sementara TNI berusaha memadamkan konflik, OPM justru menuangkan bensin. Siapa yang akan menang? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Exit mobile version