JAKARTA, Exposenews.id – Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk segera memperbaiki trotoar di sekitar Grand Indonesia, Jalan Teluk Betung I, Jakarta Pusat. Pasalnya, trotoar yang semula nyaman kini dipangkas lebarnya dan dialihfungsikan menjadi jalur proyek galian.
“Kami memberikan peringatan keras kepada Pemprov DKI. “Kami tidak mau lihat trotoar tetap sempit setelah proyek berakhir!” tegas Alfred saat dihubungi Sabtu (28/6/2025).
Koalisi Pejalan Kaki menyayangkan kebijakan ini, meski alasan utamanya untuk kepentingan proyek. Lebar trotoar yang kini hanya 30-50 cm jelas mengganggu kenyamanan pejalan kaki.
Baca Juga: Legislator Usul Orangtua Dikenakan Sanksi Jika Anak Tawuran: Perlu Efek Jera!
“Padahal, lokasi ini termasuk area dengan volume pejalan kaki tinggi. Seharusnya, hal ini jadi pertimbangan utama,” ujar Alfred.
Selain itu, Alfred menekankan, trotoar yang sempit dan berbatasan langsung dengan jalan raya seharusnya dilengkapi barrier pengaman.
“Kalau trotoar dipangkas, minimal beri barrier dulu demi keselamatan pejalan kaki,” jelasnya.
Alfred juga mengingatkan Pemprov DKI agar tidak terus mengorbankan hak pejalan kaki. Menjelang HUT Jakarta ke-498, Koalisi Pejalan Kaki sudah mengingatkan agar Jakarta tidak kembali ke kebijakan kota yang berorientasi pada kendaraan.
“Jangan sampai kita mundur lagi ke era car-centric. Jakarta harus lebih ramah pejalan kaki,” tegasnya.
Trotoar Hanya Muat Satu Orang, Pejalan Kaki Terpaksa Berjalan di Pinggir Jalan
Sebelumnya, trotoar di sekitar Grand Indonesia dilaporkan dipangkas hingga hanya menyisakan lebar 30 cm di bagian tikungan dan 50 cm di area lurus. Akibatnya, pejalan kaki kesulitan melintas dan banyak yang terpaksa berjalan di tepi jalan.
Proyek ini menyita hampir 1 meter trotoar untuk jalur kendaraannya. Pekerja memasang traffic cone dan water barrier secara asal-asalan, menciptakan kondisi berbahaya.
Pemprov DKI: Ini Hanya Sementara
Kepala Pusat Data dan Informasi Bina Marga DKI, Wiwik Wahyuni, menegaskan bahwa pemangkasan trotoar bersifat sementara. Menurutnya, proyek Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Paket 2 dari Kementerian PUPR membutuhkan pelebaran jalan darurat ini.
“Pemprov DKI menjamin akan memulihkan trotoar seperti semula setelah proyek berakhir,” jelas Wiwik.
kunjungi Laman AATOTO
Protes Warga: Kapan Trotoar Nyaman Lagi?
Banyak warga mengeluh karena trotoar sempit memaksa mereka berdesakan atau berjalan di bahu jalan yang rawan kecelakaan. “Ini kan daerah ramai, harusnya pemerintah lebih perhatikan keselamatan pejalan kaki,” ujar Rina, salah satu pengunjung Grand Indonesia.
Koalisi Pejalan Kaki pun mendesak Pemprov DKI untuk segera menindaklanjuti janji pemulihan trotoar. “Jangan hanya janji, buktikan dengan aksi nyata,” tandas Alfred.
Jakarta Butuh Solusi Berkelanjutan
Kasus ini kembali memantik pertanyaan: kapan Jakarta benar-benar peduli pada pejalan kaki? Pembangunan infrastruktur seharusnya tidak mengorbankan hak publik, apalagi keselamatan.
Pemprov DKI harus fokus tidak hanya pada proyek jangka pendek, tetapi juga wajib menjamin keberlanjutan ruang publik yang manusiawi.
Ayo Dukung Hak Pejalan Kaki!
Jika Anda peduli dengan kenyamanan pejalan kaki, suarakan dukungan lewat media sosial atau laporan langsung ke dinas terkait. Trotoar bukan sekadar jalan, tapi hak setiap warga kota!