Berita  

Atlet Sambo Bangkalan Meninggal Usai Nonton Pertandingan Kurash,

BANGKALAN, Exposenews.id – Dunia olahraga Bangkalan, Jawa Timur, berduka. Salah satu atlet andalan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bangkalan dari cabang olahraga (cabor) Sambo, Moh Naufaluddin Hanif (20), meninggal dunia usai menonton pertandingan Kurash di Gelanggang Olahraga (GOR) Kanjuruhan, Malang.

Ketua KONI Bangkalan, Moch Fauzan Jakfar, membenarkan kabar duka ini. “Kami, keluarga besar KONI Bangkalan, masyarakat, dan Pemerintah Kabupaten Bangkalan turut berduka atas kepergian adik Naufal,” ujarnya dengan berat hati, Jumat (27/6/2025) malam.

Latihan Tanpa Keluhan, Tiba-Tiba Pingsan Usai Nonton Kurash

Fauzan menjelaskan, sebelum kejadian, Naufal terlihat sehat dan aktif berlatih bersama atlet bela diri lainnya di GOR Kanjuruhan. “Dia baru selesai latihan dan kondisi fisiknya baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda kelelahan atau keluhan,” ungkapnya.

Baca Juga: Alfamart di Bojonegoro Dibobol Maling, Uang Rp 12 Juta dan Hardisk CCTV Raib

Usai latihan, Naufal memilih untuk menonton pertandingan Kurash yang sedang berlangsung di tempat yang sama. “Dia dan beberapa atlet lain memang sempat menikmati pertandingan itu,” tambah Fauzan.

Namun, tak lama setelah turun dari tribun, Naufal tiba-tiba pingsan saat hendak melepas sepatunya. “Tim medis langsung memberikan pertolongan pertama, tapi karena kondisinya kritis, mereka memutuskan untuk membawanya ke Rumah Sakit Kepanjen,” jelasnya.

Selama dalam perjalanan, tim medis terus berupaya menyelamatkan Naufal dengan memberikan oksigen dan penanganan darurat. Sayangnya, saat tiba di rumah sakit, nyawanya sudah tidak bisa diselamatkan. “Dokter langsung memvonis meninggal dunia,” kata Fauzan dengan suara lirih.

Keluarga segera membawa jenazah Naufal pulang ke rumah duka di Jalan Pembela, Kelurahan Pejagan, Kecamatan Bangkalan. Keluarga memilih untuk tidak melakukan autopsi dan lebih memilih proses pemakaman secara cepat sesuai tradisi.

Naufal, Atlet Berbakat yang Terlalu Cepat Pergi

Naufal dikenal sebagai atlet berbakat di cabang Sambo. Rekan-rekannya menggambarkannya sebagai sosok yang disiplin, ramah, dan selalu bersemangat dalam setiap latihan. “Dia punya potensi besar. Sedih sekali kehilangan dia seperti ini,” kata salah satu teman satu timnya.

KONI Bangkalan pun menyatakan akan memberikan penghormatan terakhir dan bantuan kepada keluarga almarhum. “Kami akan memastikan keluarga mendapatkan dukungan yang diperlukan,” tegas Fauzan.

Kurash, Olahraga yang Sedang Naik Daun

Kurash, olahraga gulat tradisional Asia Tengah, memang sedang populer di Indonesia. Pertandingan yang ditonton Naufal adalah bagian dari event lokal yang digelar untuk mempromosikan cabor ini. Meski bukan atlet Kurash, antusiasme Naufal terhadap olahraga bela diri lain menunjukkan kecintaannya pada dunia sport.

Penyebab Kematian Masih Misteri

kunjungi Laman AATOTO

Hingga berita ini diturunkan, penyebab pasti kematian Naufal belum diketahui. Beberapa spekulasi muncul, mulai dari kelelahan, dehidrasi, hingga masalah jantung. Namun, tanpa autopsi, semuanya masih menjadi tanda tanya.

Tim medis GOR Kanjuruhan menyatakan bahwa mereka telah melakukan prosedur standar saat menangani Naufal. “Tim medis kami sudah melakukan segala upaya penyelamatan, tapi nyatanya kondisi korban sudah kritis sejak sebelum tiba di rumah sakit,” tegas petugas gawat darurat yang minta namanya dirahasiakan.

Duka dari Seluruh Komunitas Olahraga

Kabar meninggalnya Naufal langsung menyebar di kalangan atlet dan pelatih di Bangkalan. Banyak yang menyampaikan belasungkawa melalui media sosial. “Ini kehilangan besar bagi kami. Naufal adalah anak yang baik dan berbakat,” tulis salah satu pelatih di Facebook.

Pemerintah Kabupaten Bangkalan juga turut menyampaikan duka citanya. “Kami akan berkoordinasi dengan KONI untuk memberikan apresiasi atas dedikasinya,” kata perwakilan Pemkab.

Pelajaran Penting untuk Atlet dan Panitia Event

Kejadian ini menjadi pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya pengawasan medis yang ketat dalam setiap kegiatan olahraga. “Kita harus lebih memperhatikan kondisi atlet, terutama setelah latihan atau pertandingan berat,” pesan Fauzan.

Selain itu, para atlet harus selalu memprioritaskan hidrasi yang cukup dan istirahat yang berkualitas. “Jangan sampai kejadian seperti ini terulang,” tambahnya.

Keluarga Naufal menyampaikan terima kasih atas dukungan yang mengalir dari berbagai pihak. “Kami menghargai semua doa dan bantuan. Mohon maaf jika ada yang belum tersampaikan,” ujar salah satu kerabat dekatnya.

Keluarga akan memakamkan jenazah Naufal pada Sabtu (28/6/2025) pagi, dengan dihadiri oleh rekan atlet, pelatih, dan perwakilan KONI Bangkalan. “Kami ingin memberinya penghormatan terakhir sebagai bentuk apresiasi,” kata Fauzan.

Exit mobile version