banner 120x600

Rusia Gempur Ukraina dengan 352 Drone, Termasuk Buatan Iran, 7 Warga Tewas

KYIV, Exposenews.id – Rusia kembali menunjukkan kekuatannya dengan meluncurkan serangan besar-besaran terhadap Ukraina pada Senin (23/6/2025). Kali ini, Moskwa mengerahkan 352 drone, termasuk buatan Iran, dan 16 rudal yang menghantam sejumlah wilayah. Akibatnya, setidaknya tujuh orang tewas—enam di Kyiv dan satu di Bila Tserkva.

Presiden Volodymyr Zelensky dengan tegas mengecam serangan ini. Ia bahkan menyebut bahwa Rusia juga mendapat pasokan amunisi dari Korea Utara. “Negara-negara seperti Iran dan Korea Utara harus sadar, mereka sedang membantu teroris yang membunuh warga sipil,” tegas Zelensky dalam pernyataannya. Serangan ini terjadi di tengah kebuntuan diplomasi untuk mengakhiri perang yang sudah berlarut tiga tahun. Terakhir kali kedua pihak bertemu tiga minggu lalu, dan belum ada rencana lanjutan.

Warga Kyiv Terpaksa Berlindung di Bawah Tanah

Saat serangan terjadi malam hari, warga Kyiv panik mendengar suara dengung drone dan ledakan keras. Banyak yang langsung berlarian ke ruang bawah tanah gedung-gedung apartemen. Sambil memantau perkembangan lewat ponsel, mereka berusaha tenang di tengah ketidakpastian.

Salah satu gedung tinggi dilaporkan hancur akibat serangan. Tim penyelamat masih berjibaku membersihkan puing-puing untuk mencari korban. “Kami terus bekerja di lokasi untuk evakuasi dan bantuan medis,” kata Zelensky. Tak hanya itu, lima rumah warga juga rusak parah.

Ini bukan pertama kalinya Kyiv jadi sasaran. Kurang dari seminggu sebelumnya, serangan serupa menewaskan 28 orang. Kini, ketegangan semakin memuncak.

Ukraina Siap Balas Dendam, Jenderal: “Kami Tak Akan Diam Saja!”

Jenderal Oleksandr Syrsky, Panglima Tertinggi Ukraina, menyatakan pasukannya tak akan hanya bertahan. “Kami harus menyerang balik. Kalau cuma bertahan, kami akan terus kehilangan wilayah dan nyawa,” tegasnya.

Meski mengakui keunggulan teknologi drone Rusia—terutama sistem serat optik yang sulit dijinakkan—Syrsky yakin serangan balik Ukraina tetap efektif. “Kami punya strategi untuk melumpuhkan target militer mereka,” tambahnya.

Saat ini, Rusia masih menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina, termasuk empat daerah yang dicaplok sejak 2022 dan Krimea yang diduduki sejak 2014. Namun, Zelensky dan pasukannya bersikeras tak akan menyerah.

Analisis: Perang Drone Jadi Senjata Andalan Rusia

Serangan kali ini membuktikan betapa Rusia mengandalkan drone sebagai senjata utama. Dengan bantuan Iran dan Korea Utara, Moskwa terus meningkatkan intensitas serangan udara. Namun, Ukraina juga tak tinggal diam. Mereka terus mengembangkan pertahanan dan serangan balik, meski dengan sumber daya yang terbatas.

Pertanyaannya sekarang: Akankah tekanan internasional memaksa Rusia berhenti? Atau justru Ukraina yang akan melancarkan serangan besar-besaran untuk merebut kembali wilayahnya? Satu hal yang pasti—perang ini belum akan berakhir dalam waktu dekat.