Sumbawa Barat Sukses Eliminasi Malaria, Bupati Puji Kerja Keras Tenaga Kesehatan

SUMBAWA, Exposenews.id – Bupati Sumbawa Barat, Amar Nurmansyah, turut memeriahkan 9th Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria Elimination yang digelar di Hilton Resort, Bali. Acara bergengsi ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Republik Indonesia dan Asia Pacific Leaders Malaria Alliance (APLMA). Menteri Kesehatan RI bukan satu-satunya yang hadir, para pakar dan pemangku kepentingan dari berbagai negara Asia Pasifik pun turut memadati pertemuan bergengsi ini.

Amar Nurmansyah mendapat undangan khusus lantaran Kabupaten Sumbawa Barat berhasil memangkas angka kasus malaria secara drastis dalam tiga tahun terakhir. Tim kesehatan Sumbawa Barat membuktikan prestasi ini dengan menekan Positivity Rate di bawah 5%, mempertahankan Annual Parasite Incidence (API) kurang dari 1 per 1.000 penduduk, dan berhasil mencegah penularan lokal (indogenus) sama sekali. Atas pencapaian gemilang ini, Bupati Amar pun menerima Predikat Daerah Eliminasi Malaria langsung dari Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.

“Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas, RSUD Asy Syifa, dan Dinas Kesehatan KSB yang telah berjuang tanpa lelah memberantas malaria,” tegas Amar pada Selasa (17/06/2025). Ia berharap keberhasilan ini bisa dipertahankan sekaligus menjadi pemicu peningkatan layanan kesehatan ke depannya.

Acara ini juga menjadi momen penting untuk menunjukkan kontribusi aktif daerah dalam mendukung target global eliminasi malaria 2030. Tak tanggung-tanggung, Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono turut hadir dalam pertemuan ini. SBY sendiri saat ini menjabat sebagai Penasihat Khusus APLMA.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, memaparkan bahwa strategi nasional fokus pada dua pilar utama: deteksi dini kasus dan pengobatan antimalaria. “Saat ini, 476 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia sudah bebas malaria, atau sekitar 79% wilayah. Kami berkomitmen mencapai 100% eliminasi di seluruh Indonesia pada 2030,” tegas Budi.

Ia menambahkan, jumlah skrining malaria harus ditingkatkan secara signifikan. Menurut WHO, jika estimasi kasus mencapai 1 juta, maka minimal 8 juta tes perlu dilakukan setiap tahun. “Artinya, kita harus meningkatkan kapasitas skrining hingga empat kali lipat,” tandasnya.

Pencapaian Sumbawa Barat tidak datang instan. Tim kesehatan setempat bekerja keras dengan pendekatan deteksi aktif, pengobatan tepat waktu, dan pencegahan berbasis masyarakat. Fogging intensif, distribusi kelambu berinsektisida, dan edukasi warga menjadi kunci suksesnya.

“Dulu, malaria menjadi momok. Sekarang, anak-anak bisa tidur nyenyak tanpa khawatir digigit nyamuk pembawa parasit,” ungkap salah seorang bidan desa.

Dukungan Global & Tantangan ke Depan

Dr. Tedros dalam pidatonya menyebut Indonesia sebagai contoh sukses eliminasi malaria di kawasan Asia Pasifik. Namun, ia mengingatkan agar kewaspadaan tidak boleh kendur. Perubahan iklim dan mobilitas penduduk berpotensi memicu kembalinya wabah.

SBY, selaku Penasihat APLMA, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Malaria bukan hanya urusan kesehatan, tapi juga pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan lingkungan,” ujarnya.

Pemerintah Sumbawa Barat berencana memperkuat surveilans dan melibatkan lebih banyak relawan kesehatan. “Kami akan gunakan teknologi digital untuk pemantauan real-time,” jelas Kepala Dinas Kesehatan setempat.

Sementara itu, Kemenkes RI akan memperluas akses tes cepat malaria hingga ke daerah terpencil. “Kami sedang kembangkan alat deteksi mandiri berbasis smartphone,” tambah Budi.

“Ini bukan akhir, tapi awal untuk menuju Indonesia yang lebih sehat,” pungkas Bupati Amar.

#EliminasiMalaria #SumbawaBaratHebat #KesehatanUntukSemua

Exit mobile version