banner 120x600

98 Pelajar Selesaikan Program bela negara di Depok: Tangis Haru dan Harapan Baru

DEPOK, Exposenews.id – Hari ini, 98 remaja peserta Program Pembinaan Karakter dan Bela Negara resmi dipulangkan dari Markas Divisi Infanteri 1 Kostrad, Cilodong, Depok (Senin, 9/6/2025). Mereka telah menjalani pelatihan intensif selama 10 hari (31 Mei-9 Juni) dan tampak kompak mengenakan seragam loreng biru bertuliskan Bakesbangpol Depok saat mengikuti upacara pelepasan.

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menyapa satu per satu peserta sebelum acara dimulai. Dengan nada santai, ia bertanya, “Kamu ke sini karena ada masalah apa?” Jawaban mereka beragam: ada yang mengaku suka merokok, kecanduan game online, bahkan minum minuman keras. Salah satu peserta perempuan menjawab polos, “Siap, minum-minum, Pak. Minum kawa-kawa.”

Upacara Penuh Emosi

Wali Kota Depok Supian Suri lalu menyerahkan sertifikat penyelesaian program sebagai bentuk apresiasi. Namun, momen paling mengharukan terjadi saat mereka bertemu orang tua. Tangisan dan pelukan erat mewarnai suasana, dengan salah satu ayah berbisik, “Ayah cuma pengen kamu sukses, enggak pengen yang lain. Ayah percaya.”

Dedi Mulyadi menyoroti reaksi emosional ini sebagai bukti bahwa program ini justru disukai peserta. “Bukan nangis karena tidak nyaman, tapi karena enggak mau pulang, saking betahnya,” ujarnya. Ia menegaskan, “Pendidikan di barak militer tidak menyeramkan. Justru rasa kemanusiaan tumbuh di sini.”

Harapan Pasca-Pelatihan

Dedi berharap para remaja kembali rajin sekolah dan lebih menghormati orang tua. Ia juga meminta orang tua ikut memantau perkembangan anak setelah program ini. “Pembinaan orang tua harus berjalan. Wali kota enggak bisa mengawasi anak di setiap rumah,” tegasnya.

Tak lupa, Dedi menginstruksikan Pemkot Depok membersihkan peredaran minuman keras.

Apa Kata Peserta dan Orang Tua?

Beberapa peserta mengaku awalnya takut, tapi akhirnya merasa nyaman. “Di sini diajarkan disiplin, kerja sama, dan tanggung jawab,” ujar salah satu remaja. Sementara orang tua terlihat legah melihat perubahan positif pada anak mereka.

Apakah ini jadi solusi bagi remaja bermasalah? Waktu yang akan menjawab.