Exposenews.id, MANADO – Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut) kembali panen tomat bersama gabungan kelompok tani (gapoktan). Seperti yang dilakukan di Desa Raringis, Kabupaten Minahasa, hari ini, BI panen tomat bersama gapoktan Kelelondey Makmur.
Deputi Kepala Perwakilan Divisi Perumusan dan Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah BI Sulut, Renold Asri mengatakan menanam tomat adalah upaya menekan angka inflasi. Upaya ini yang juga dilakukan pemerintah dalam menjaga inflasi.
“Karena itu petani-petani diharapkan dapat terus semangat bertani dan jangan putus asa.
Panen perdana memotivasi kita dan menunjukkan Kabupaten Minahasa bisa menjaga ketahanan pangannya,” sebut Renold dalam sambutannya.
Renold menceritakan bagaimana BI Sulut memiliki binaan petani-petani yang dilatih dalam satu wadah bernama Petani Unggulan Bank Indonesia (PUBI). Setiap tahunnya BI melatih petani-petani PUBI menjadi petani unggul. Pelatihannya pun memakan waktu 1 tahun dengan menanamkan mindset menjadi petani unggul yang bisa mengolah lahan sendiri, bisa mengatur PH tanah dan masih banyak lainnya.
.”Kurang lebih mereka ada 25 orang tiap tahunnya. Mereka dilatih dan dilihat semangat juangnya. Semangatnya ini yang kami harapkan bisa menular kepada gapoktan-gapoktan lainnya di kabupaten kota,” pungkasnya.
Plt Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Minahasa, Dr Arody A Tangkere MAP mengaku berbangga akan terobosan produksi dari gapoktan Kelelondey Makmur. Pemerintah Daerah, kata Plt Asisten II, mendorong petani memanfaatkan peluang-peluang ekonomi di tengah masyarakat.
“Kabupaten Minahasa berbeda dengan Kota Manado. Di mana kalau kita menetapkan memanfaatkan peluang pertanian itu wajar karena lahan pertaniannya cukup besar. Makanya kegiatan penanaman ini harus terus dilakukan demi mempertahankan produksi pangan termasuk hortikultura,” kata Arody.
Menurutnya, Pemkab Minahasa berupaya keras menjaga stablitas inflasi. Salah satu upaya adalah penananaman berbagai komoditas yang melibatkan berbagai pihak.
“Bukan hanya petani tapi termasuk kelompok-kelompok keagamaan dan lain-lain. Kondisi perekonomian melalui produksi-produksi petanian kita cukup besar. Kami berharap kerjasama dengan BI terus berlanjut. Sebab daerah ini sangat berpotensi untuk menunjang perekonomian,” sebutnya.
Sementara, Romel Manaroinsong Ketua Gapoktan Kelelondey Makmur menerangkan di kelompoknya sekarang telah diikuti oleh 26 orang. Lahan yang dikelola kini ada beberapa titik yang jumlahnya sekitar 15 hektare.
“Tomat yang kita panen ini dari 0,5 hektare yang hasil panennya di sekitaran 2 ton per panen. Kami bukan hanya menanam tomat tapi ada juga tanaman jenis sayur-sayuran,” pungkasnya.
Minahasa berupaya keras menjaga stablitas inflasi. Salah satu upaya adalah penananaman berbagai komoditas yang melibatkan berbagai pihak.
“Bukan hanya petani tapi termasuk kelompok-kelompok keagamaan dan lain-lain. Kondisi perekonomian melalui produksi-produksi petanian kita cukup besar. Kami berharap kerjasama dengan BI terus berlanjut. Sebab daerah ini sangat berpotensi untuk menunjang perekonomian,” sebutnya.
Sementara, Romel Manaroinsong Ketua Gapoktan Kelelondey Makmur menerangkan di kelompoknya sekarang telah diikuti oleh 26 orang. Lahan yang dikelola kini ada beberapa titik yang jumlahnya sekitar 15 hektare.
“Tomat yang kita panen ini dari 0,5 hektare yang hasil panennya di sekitaran 2 ton per panen. Kami bukan hanya menanam tomat tapi ada juga tanaman jenis sayur-sayuran,” pungkasnya.
(RTG)