Ibadah yang Sejati

Exposenews.id, MANADO – Shalom. Mari kita renungkan bersama firman Tuhan dalam Roma 12:1 yang berkata:

‘Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. ‘

Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus, ibadah dalam KBBI berarti perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, Ibadah sejati dari kata Yunani “logiken latreian humon” yang berarti ibadah yang logis, pantas dan dapat dilakukan. Dengan demikan menunjuk pribadi orang beriman yang mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Tuhan Allah.

Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus, maka kita terpanggil untuk mempersembahkan hidup dengan menyerahkan diri secara total atau sepenuhnya dengan sepenuh hati, tidak bersungut-sungut, dengan mata yang tertuju kepada Tuhan Allah dan dengan hati yang ikhlas. Ibadah Kristen tidak hanya sebatas datang beribadah di gereja pada hari Minggu, tetapi mencakup perilaku sehari-hari harud mencerminkan karakter Kristus yang nampak dalam kehidupan yang sating mengasihi, memaafkan, menyenangkan hati Tuhan Allah dan hidup kudus.

Pendeknya seluruh pikiran, perkataan dan perbuatan kita harus tertuju kepada Tuhan Allah, sebab yang dipentingkan-Nya bukan pemberian persembahan uang atau natura saja, tetapi diri kita seutuhnya menjadi persembahan yang hidup.

Kata hidup sama dengan pengertian yang terdapat dalam Roma 6:4 “kita hidup dalam hidup yang baru.” Hidup bagi Tuhan Allah berarti kita telah mall bagi dosa (Roma 6:11), menjauhi dosa dan bahkan menentang kuasa dosa. Makanya yang Tuhan Allah tuntut adalah persembahan din yang kudus (suci), semakin sesuai dengan kehendak-Nya.

Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus, hari ini, kita merayakan hari Kartini bersama masyarakat Indonesia. Raden Ajeng Kartini, seorang perempuan asal Jepara yang lahir 21 April 1879 dengan slogan “habis gelap, terbitlah terang.”

Suatu sukacita besar karena GMIM menempatkan kaum laki-laki dan perempuan sebagai kawan sekerja Tuhan Allah dalam pelayanan. Begitu juga negara kita menjamin hak setiap warga negara, tanpa membedakan lakilaki dan perempuan.

Menjadi tanggung jawab kita semua untuk mewujudnyatakan ibadah yang sejati, bukan saja hanya dengan rajin beribadah, tetapi juga mau peduli dengan saudara-saudara kita yang berada dalam posisi termajinalkan dan membutuhkan bantuan; yang ada di penjara, rumah sakit, Panti Asuhan dan yatim piatu. Mengunjungi dan berbagi kasih supaya mereka juga menikmati berkat yang Tuhan Allah berikan dalam hidup ini. Tuhan Yesus memberkati. Happy Sunday. Amin.

(Renungan Harian Keluarga)

Exit mobile version