Exposenews.id, Manado – Firman Tuhan hari ini diambil dalam Lukas 6:38 yang berbunyi “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Mana yang lebih baik: memberi, atau menerima? Banyak orang yang memosisikan dirinya lebih suka menjadi penerima, bukan pemberi. Karena menerima, berarti mendapatkan sesuatu. Sedangkan memberikan, kehilangan atau melepaskan miliknya kepada penerima.
Padahal, tidak juga. Kalau dari perspektif yang positif dan konstruktif, seharusnya kita memilih sebagai pemberi. Mengapa? Sebab pemberi berarti yang empunya, sedangkan yang menerima berarti bukan yang punya atau “tidak mempunyai” atau berkekurangan.
Sehingga, bukankah lebih baik memberi dari pada menerima? Jadilah pemberi. Kita harus berada pada posisi memberi, meski tidak berarti kita tidak menerima. Sebab pemberi atau yang memberi berarti kita berpunya atau yang empunya.
Di tengah tekanan para ahli taurat dan tua-tua Yahudi dan orang Farisi yang terus merongrong Yesus, Dia mengingatkan para murid-Nya dan semua orang yang percaya pada-Nya untuk tidak menjadi seperti mereka yang munafik dan penuh tipu muslihat. Terutama dalam hal memberi kepada sesama. Bahwa kalau kita memberi, harus dengan segenap hati, tulus dan murni tanpa meminta balas dari mereka.
Sebab orang yang memberi dengan hati yang tulus dan murni, akan menerima. Bukan dari yang diberi (penerima), tapi dari Tuhan Yesus.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengajar murid-murid dan semua umat-Nya yang percaya pada-Nya untuk memilih posisi sebagai yang memberi. Sebab siapa yang memberi, dia akan menerima, bukan dari manusia tetapi dari Tuhan.
Itu Kristus lakukan sesuai cara, kuasa, kasih dan waktunya Tuhan, yang pasti indah pada waktunya. Karena Tuhan tahu apa yang paling baik bagi kita. Dan, Kristus dapat menggunakan siapapun dan apapun untuk menyalurkan berkat pemberian-Nya bagi kita, sebagai reward atau hadiah-Nya atas apa yang sudah kita beri kepada sesama.
Pengalaman membuktikan bahwa ketika kita memberi bahkan menolong orang, justeru saat kita kesusahan dan butuh pertolongan, tidak dibantu atau ditolong oleh orang yang kita beri, sekalipun mereka punya lebih.
Kita tidak perlu kecewa. Malah jika suatu saat dia butuh lagi pemberian dari kita, tetaplah memberi tanpa berharap balasan dari padanya. Sebab, Tuhan menyediakan pemberian bagi kita melebihi apa yang sudah kita beri dan melebihi apa yang kita harapkan dan bayangkan.
Jadi, pemberian kita kepada sesama harus kita lakukan seperti untuk Tuhan. Karena Dialah yang membalas semuanya itu kepada kita. Berilah kepada sesama, maka kita akan diberi oleh Allah melampaui takaran dan harapan kita. Bahkan melimpah ruah, dalam hidup kita.
Selain itu, hal yang penting sebagai dasar bagi kita untuk memberi kepada sesama adalah, karena kita sudah lebih dulu diberi atau menerima dari Tuhan. Sehingga sesungguhnya, pemberian kita adalah balasan atau respons tanda syukur kita kepada Tuhan, karena Dia sudah lebih dahulu mengasihi dan memberikan yang paling baik dalam hidup kita.
Kalau kita ada sebagaimana adanya kita saat ini, sesungguhnya semua itu karena pemberian Tuhan bagi kita. Ia yang memberi nafas, kesehatan, keluarga, pekerjaan, berkat dan banyak lagi bagi kita. Bahkan, Yesus memberikan tubuh, jiwa dan nyawa-Nya untuk kebaikan dan keselamatan kita. Demi kehidupan kita, Dia menyerahkan kehidupan-Nya mati tersalib secara mengenaskan. Jadi, Kristus telah memberikan segalanya untuk kita. Semua karena cinta kasih-Nya bagi kita umat kesayangan-Nya.
Balasan kita atas pemberian dan pengorbanan diri Yesus itu adalah kita harus memberi kepada sesama, dan hidup dalam pertobatan yang penuh cinta kasih kepada semua orang, seperti kita melakukannya untuk Tuhan.Jika kita memberi kepada sesama, maka Tuhan akan memberi juga kepada kita, sehingga kita akan menerima kasih karunia-Nya yang tiada bertara dalam hidup kita di dunia ini. Jadi dengan memberi, kita akan menerima dari Tuhan, meski Tuhan sendiri sudah jauh lebih dahulu memberi kepada kita, melampaui segala harapan kita dan melewati batas kemampuan akal dan pikiran kita yang terbatas.
Hari ini, hampir seluruh dunia merayakan Valentine day atau hari kasih sayang. Peringatannya akan ditandai dengan saling memberi (hadiah) sebagai wujud kepedulian dan cinta kasih kepada sesama. Memberilah kepada sesama dengan sukacita dan hati yang tulus murni. Tetapi memberi dan saling memberi bukan hanya di hari Valentine, tapi sepanjang masa, di setiap waktu. Berilah agar kita diberi dan menerima dari Tuhan. Sebab pemberian Kristus, pasti sempurna. Amin
Happy Valentines Day. Berilah niscaya kita diberi. Tuhan Yesus memberkati slalu bersama keluarga. Amin.
(Dikutip dari Renungan Harian Keluarga)