Exposenews.id, Jakarta – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan data penurunan kasus Corona (COVID-19) yang terjadi di daerah luar Pulau Jawa dan Bali. Airlangga menyebut daerah luar Jawa-Bali berkontribusi menurunkan kasus sebanyak 60 persen.
“Kasus aktif luar Jawa 155.519, ini luar Jawa kontribusinya 60 persen, dan kasus aktif di luar Jawa-Bali menurun, dan penurunan tertinggi di Nusa Tenggara minus 73,76 persen,” ujar Airlangga saat konferensi pers, Senin (6/9/2021).
Angka kesembuhan di daerah luar Jawa-Bali ada 90 persen. Sedangkan kasus kematian di angka 2,99 persen.
“Dari segi kesembuhan di luar Jawa-Bali 90 persen, sedikit di bawah nasional 92,94 persen. Kemudian kasus kematian di luar Jawa Bali 2,99 persen di bawah standar nasional yang sedikit lebih baik yaitu 3,29,” jelas Airlangga.
Berikut rincian kontribusi kasus Corona di daerah luar Jawa-Bali periode 9 Agustus-4 September 2021:
– Sumatera kontribusi kasus 14,63 persen. Kesembuhannya 88,87 persen, vatality rate 3,39 persen, dan perkembangan kasus aktif antara tanggal 9-4 September 2021 penurunannya minus 50, jadi kalau dibandingkan dari 9 Agustus hingga 4 September turunnya 50,69 persen.
– Khusus di Nusa Tenggara kontribusi terhadap kasus nasional 2,1 persen, kesembuhan di atas nasional 93,83 persen. Tingkat vatality rate di bawah nasional 2,27 persen, kemudian kasus aktif 2,18 persen dan penurunnya 73,76 persen.
– Kalimantan kontribusinya ada 8,08 persen, kemudian kesembuhannya 91,79 persen, vatality rate sedikit di bawah nasional 3,11 persen, nasional 3,29 persen, dan perkembangan kasusnya turun 64,45 persen.
– Sulawesi kontribusi terhadap nasional terhadap kasusnya adalah 5,46 persen, kesembuhan 91,78 pesen, vatality rate-nya 2,55 persen, kemudian terkait dengan penurunan kasus aktif adalah minus 62,39 persen.
– Maluku, Papua persentase kasusnya adalah 1,97 persen, kesembuhannya di bawah nasional yaitu 82,04 persen, vatality rate-nya sedikit lebih baik yaitu 1,55 persen, kemudian kontribusi terhadap nasional di kasus aktif 8,6 persen, dan terjadi penurunan sebesar minus (-) 28,77.
23 Kab/Kota Luar Jawa-Bali PPKM Level 4
Lebih lanjut, Airlangga juga mengatakan saat ini ada 23 kabupaten/kota yang menerapkan PPKM level 4. Airlangga menyebut yang masih bertahan di level 4 sejak awal hanya dua provinsi.
“Nah luar Jawa Bali ini dilakukan perpanjangan PPKM, yaitu pada kabupaten/kota di luar Jawa Bali yaitu PPKM level 4 di 23 kabupaten/kota yang sebelumnya di 34 kabupaten/kota. Perlu diketahui bahwa jumlah provinsi penurunan level telah terjadi, semula masih ada 7 provinsi, dan saat ini yang level 4 tinggal di 2 provinsi yaitu di Kaltim dan Kaltara,” ungkapnya.
“PPKM yang ditetapkan di 23 kabupaten/kota, 15 kab/kota dari 34 level 4 masih di level 4, yang sudah turun adalah 19 kab/kota namun ada tambahan 8 kab/kota yang mengalami peningkatan dari level 3 ke level 4, sehingga total yang diterapkan level 4 adalah 23 kabupaten/kota,” jelasnya.
Sementara itu, untuk level 3 ada 314 kabupaten/kota yang menerapkan PPKM level 3. Angka ini bertambah, sebelumnya daerah yang menerapkan level 3 ada 303 kabupaten/kota. Sedangkan PPKM level 2 saat ini diterapkan di 49 kabupaten/kota.
“Pemerintah memutuskan perpanjangan (level PPKM) pada 7 (September) hingga 20 (September) di Aceh di 3 kota, yaitu Banda Aceh, Aceh Tamiang, Aceh Besar. Jambi di Kota Jambi. Kalimantan Selatan di Banjarbaru, Banjarmasin, dan kota Barru. Kalimantan Tengah di Palangkaraya, Kalimantan Timur di Kota Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Mahakam Ulu,” ungkapnya.
“Kalimantan Utara di Kota Tarakan. Babel di Bangka, Sulsel di Makasssar, kemudian Sulteng di Palu dan Poso, Sumbar di padang, Sumut di Medan, Sibolga dan Mandailing Natal. Kemudian NTT di Kupang, Bolang Mongondow, dan Manokwari,” pungkas Airlangga.
(RTG)