Exposenews.id, Manado – Kantor Wilayah Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara mengadakan Forum Group Discussion (FGD) secara virtual bertajuk “Optimalisasi Direct Call Ekspor dari Pelabuhan Hub Internasional Bitung”, Selasa (31/8). FGD ini membahas strategi meningkatkan ekspor, khususnya di wilayah Indonesia Bagian Timur.
Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Utara, Cerah Bangun mengatakan peluang optimalisasi Direct Call ekspor dari Pelabuhan Hub Internasional Bitung didukung oleh perkembangan infrastruktur. Seperti mulai beroperasinya jalan Tol Manado Bitung, adanya Kawasan Ekonomi Khusus Bitung dan pariwisata Likupang, serta dukungan dari pelaku bisnis baik dari pelayaran maupun eksportir.
“Pelabuhan Bitung mempunyai lokasi yang strategis dalam meningkatkan ekspor di wilayah Indonesia Bagian Timur,” ungkap Cerah.
Berdasarkan data Kantor Bea dan Cukai Bitung menyebutkan perkembangan ekspor melalui Pelabuhan Bitung terlihat dari jumlah peningkatan jumlah dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang pada tahun 2019 mencapai 1.791 PEB menjadi 2.007 PEB di tahun 2020. Secara persentase, angka itu meningkat 12 persen.
Sementara, arus petikemas ekspor di pelabuhan Bitung mengalami peningkatan yang pada tahun 2019 berjumlah 2.695 teus menjadi 3.490 teus di tahun 2020 atau naik 29 persen.
“Komoditas utama ekspor adalah hasil perikanan, kelapa dan olahannya, kelapa sawit (CPO dan turunannya), dan rempah-rempah,” tambah Cerah.
Pelabuhan Bitung ditetapkan sebagai Pelabuhan Hub Internasional sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 26 Tahun 2012 yang termasuk juga dalam rangka proyek strategis nasional. Saat ini ekspor komoditas dari Pelabuhan Bitung ke negara tujuan ekspor masih melalui Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung Perak di Surabaya.
Kondisi ini dipicu karena masih kurangnya muatan ekspor dan impor melalui Pelabuhan Bitung untuk mencukupi permintaan perusahaan pelayaran internasional, dan ketersediaan kontainer ekspor yang belum dapat memenuhi kebutuhan pelaku usaha di Sulawesi Utara.
“Pelabuhan Hub internasional Bitung adalah jawaban atas tantangan biaya logistik global yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin baik khususnya di Indonesia Timur,” tutup dia.
FGD diikuti juga oleh Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, serta Pelindo IV.
(RTG)