Exposenews.id, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 diperkirakan akan menjadi endemi.
“Kita melihat di 2022 suatu masa di mana pandemi akan menjadi endemi. Jadi sekarang ini disiapkan langkah-langkah bagaimana Indonesia melakukan jasmani terhadap pandemi menuju endemi ini sesuai dengan pandangan dari berbagai para ilmuwan mengenai apa kemungkinan feature dari pandemi ini,” ujar Sri Mulyani pada jumpa pers daring, Senin (16/08/2021).
Ia mengatakan bahwa kini pemerintah tengah mempersiapkan langkah-langkah Indonesia menghadapi endemi COVID-19. Kebijakan siap disusun dan akan diumumkan pada masyarakat ketika sudah saatnya nanti.
“Ilmuwan menganggap SARS COVID akan menjadi endemi dan inilah yang harus kita siapkan karena bapak presiden menyampaikan kita akan terus melakukan respons kebijakan berdasarkan data fakta dan tentu dari berbagai pandangan ilmuwan,” jelas Sri Mulyani.
Lantas, apa bedanya pandemi dan endemi?
Perbedaan pandemi dan endemi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pandemi diartikan sebagai wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas.
Pandemi dapat disebut wabah global karena cakupannya lebih luas. Penyebarannya terjadi ke beberapa negara dan mempengaruhi sebagian orang di seluruh dunia.
Sementara, endemi diartikan sebagai penyakit yang berjangkit di suatu daerah pada suatu golongan masyarakat. Contoh penyakit endemik di Indonesia adalah demam berdarah dengue (DBD). Selain itu, ada juga malaria, hepatitis, atau kusta.
Pakar penyakit menular Pritish Tosh dari Mayo Clinic mengatakan bahwa penyakit endemi hanya terjadi di beberapa wilayah dalam rentang waktu tertentu. Ia menjelaskan bahwa istilah endemi disebutkan ketika terdapat infeksi yang selamanya dalam suatu lokasi geografis.
“Dalam istilah epidemiologi, wabah mengacu pada sejumlah kasus yang melebihi apa yang diharapkan. Pandemi adalah ketika ada wabah yang menyerang sebagian besar dunia. Kami menggunakan istilah endemik ketika ada infeksi dalam lokasi geografis yang ada selamanya,” terang Tosh.
Ia menambahkan bahwa ketika membicarakan infeksi endemi, maka yang dibicarakan adalah tentang virus, bakteri, dan patogen dalam suatu lokasi geografis.
Sebelumnya, Kepala Departemen Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono juga menyatakan bahwa COVID-19 bisa saja menjadi endemi.
Ia berpendapat bahwa pada umumnya, penyakit memang akan menjadi endemi dulu dan tidak mungkin langsung hilang sepenuhnya. “Penyakit itu kalau tadinya pandemi, nggak mungkin bisa langsung hilang, jadi akan endemik dulu kemudian menjadi poradis abis itu hilang,” kata Miko.
Beberapa contoh penyakit yang sempat jadi pandemi adalah:
1. Flu Spanyol 1918
2. Flu Asia 1957-1958
3. HIV-AIDS
4. Flu Babi
Itu dia perbedaan pandemi dengan endemi. Semoga informasinya bermanfaat.
(RTG)