Exposenews.id, Manado – Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara mencatat persentase penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Sulawesi Utara mencapai 7,77 persen (196,35 ribu orang). Angka ini turun 0,01 persen dibanding September 2020 yang sebesar 7,78 persen (195,85 ribu orang).
“Dapat kami sampaikan angka kemiskinan di Sulut pada Maret 2021 mencapai 7,77 persen. Angka ini turun tipis dibanding September 2020 yang mencapai 7,78 persen,” kata Kepala BPS Sulut Asim Saputra melalui keterangan persnya.
Diterangkan Asim bahwa antara penduduk miskin di Kota dengan di pedesaan terjadi perbedaan. Perbedaannya ialah persentase penduduk miskin di daerah perkotaan naik 0,05 persen poin menjadi 5,36 persen,sedangkan daerah perdesaan turun 0,03 persen poin menjadi 10,61 persen bila dibandingkan kondisi September 2020.
“Selama periode September 2020 – Maret 2021, jumlah penduduk miskin di
daerah perkotaan naik sebanyak 1,51 ribu orang dari 71,66 ribu orang naik menjadi 73,17 ribu orang, sementara di daerah pedesaan turun sebanyak 1,02 ribu orang dari 124,19 ribu orang turun menjadi 123,17 ribu orang,” jelasnya.
Dipaparkannya juga bahwa peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih tinggi dibandingkan komoditas non makanan. Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2021 adalah sebesar 77,40 persen.
“Kondisi ini tidak jauh berubah dibandingkan kondisi September 2020 yaitu sebesar 77,02 persen. Jenis komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis
Kemiskinan di perkotaan maupun pedesaan adalah beras, rokok kretek filter, tongkol/tuna/cakalang,” imbuhnya sambil menjelaskan komoditas non makanan yang
memiliki pengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun pedesaan adalah perumahan.
Selain itu, pada Maret 2021, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) naik 0,010 poin
menjadi 1,238 dibanding September 2020, sementara Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) turun 0,015 poin menjadi 0,285.
(RTG)