Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Jakarta – Banyak orang yang memilih mengonsumsi mi instan, selain karena murah dan mengenyangkan, tak butuh waktu lama untuk memasaknya. Namun, beberapa ahli menilai bahwa mengonsumsi mi instan secara rutin dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Hal tersebut dikarenakan tingginya kadar natrium, MSG dan pengawet pada mi instan. Ahli kanker dari Siloam Hospitals MRCCC Semanggi, dr Denny Handoyo Kirana, SpOnk-Rad menjelaskan bahwa kandungan mi instan yang beredar di pasaran telah cukup aman untuk dikonsumsi karena ada telah dilengkapi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Tetapi, ia menyarankan sebaiknya tidak makan mi instan lebih dari dua kali dalam sepekan.
“Jadi kalau dimakan dalam jumlah yang cukup sesekali misalnya dalam seminggu satu atau dua, masih oke, tapi ya jangan pagi, siang, sore, makan mi instan,” kata dia seperti dilansir detikcom.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health menemukan bahwa orang yang mengonsumsi mi instan dua porsi atau lebih dalam seminggu berisiko tinggi terkena diabetes dan obesitas. Penelitian ini membuktikan bahwa konsumsi mi instan memang perlu untuk dibatasi.
Selain itu, penting untuk mencermati kandungan mi instan sebelum mengonsumsinya. Tiap merek mi instan memiliki kandungan natrium, MSG, dan angka kecukupan gizi yang berbeda.
Dikutip dari WebMD, ada beberapa kandungan dalam mi instan yang jika dikonsumsi terlalu banyak menyebabkan penyakit. Contohnya, mi yang terlalu banyak mengandung natrium akan berisiko menimbulkan hipertensi pada seseorang.
Mi instan mengandung propylene glycol(PG) yang membuat tekstur mi tidak mudah kering. Apabila kandungan PG terlalu banyak, maka berisiko merusak organ tubuh seperti penyakit ginjal.
Untuk itu, penting juga untuk menghitung kadar masing-masing kandungan dalam mi instan. Denny mencontohkan misalnya dalam satu hari sudah makan dua bungkus mi instan dengan kadar natrium 50 persen, maka konsumsi garam pada hari itu harus dihentikan. Intinya adalah konsumsi cermat dengan melihat keseimbangan komposisi.