SANA’A, Exposenews.id – Dalam sebuah operasi pembalasan yang dramatis dan masif, Israel akhirnya melancarkan serangan udara besar-besaran pada Minggu (24/8/2025). Tidak tanggung-tanggung, sepuluh jet tempur canggih mereka terbang membelah langit untuk menghujani Ibu Kota Yaman, Sana’a, dengan bom. Serangan ini secara tegas mereka nyatakan sebagai balasan langsung atas provokasi rudal anyar yang diluncurkan oleh kelompok Houthi beberapa hari sebelumnya.
Sasaran Strategis dan Korban Jiwa
Berdasarkan pernyataan resmi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang dikutip media internasional, sasaran serangan ini sangat strategis dan ditujukan untuk melumpuhkan infrastruktur militer Houthi. Selanjutnya, target yang dihancurkan tidak hanya mencakup lokasi militer yang berdekatan dengan kompleks istana kepresidenan, tetapi juga dua pembangkit listrik yang menjadi urat nadi listrik kota, disusul oleh sebuah tempat penyimpanan bahan bakar yang vital.
Baca Juga: Israel Targetkan Kompleks Militer dan Istana Presiden Yaman, 6 Orang Tewas
Akibat serangan dahsyat ini, korban jiwa berjatuhan. Berdasarkan laporan dari stasiun televisi Al Masirah yang dikelola oleh Houthi, setidaknya enam orang meninggal dunia dan 67 lainnya mengalami luka-luka dalam insiden tersebut. Media tersebut, selanjutnya, mengklaim bahwa data tersebut mereka peroleh langsung dari Kementerian Kesehatan Yaman yang dikuasai Houthi, meskipun klaim ini masih sulit untuk diverifikasi secara independen.
Skala Operasi dan Peringatan Keras Israel
Seorang pejabat tinggi Angkatan Udara (AU) Israel, kemudian, memberikan konfirmasi detail mengenai skala operasi ini. Pejabat itu menegaskan bahwa Israel mengerahkan tidak kurang dari sepuluh jet tempur dalam misi ini. Yang lebih mencengangkan, beberapa target yang berhasil mereka hancurkan terletak sangat jauh, bahkan berjarak hingga 2.000 kilometer dari wilayah Israel, yang menunjukkan jangkauan operasional dan kemampuan teknis yang luar biasa dari Israeli Air Force.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, lalu, muncul dengan pernyataan yang sangat keras dan penuh ancaman. Melalui siaran persnya yang diliput oleh CNN, Katz menyampaikan pesan yang sangat jelas kepada kelompok Houthi. Ia memperingatkan bahwa kelompok Houthi akan menghadapi konsekuensi yang sangat berat untuk setiap serangan yang mereka lancarkan ke Israel. “Untuk setiap rudal yang diluncurkan Houthi ke Israel, mereka akan menanggung akibatnya berkali-kali lipat,” ujar Katz tanpa tedeng aling-aling, menegaskan kebijakan zero tolerance Israel.
Sikap Tegas Houthi dan Dukungan Langsung dari Iran
Di sisi lain, pihak Houthi membantah bahwa serangan telah benar-benar berakhir. Mereka mengklaim bahwa agresi Israel terhadap Sana’a sebenarnya masih terus berlangsung. Tokoh senior Houthi, Mohammad Al Farrah, kemudian muncul dengan pernyataan sikap yang tak kalah berani. Dia menegaskan bahwa kelompoknya sama sekali tidak akan menghentikan dukungannya kepada rakyat Palestina di Gaza, menyatakan bahwa perlawanan adalah sebuah kewajiban. “Kami tidak akan mundur sampai agresi dicabut, pengepungan dipatahkan, dan kelaparan rakyat Gaza dihentikan,” ujarnya dengan penuh semangat perlawanan yang membara.
Tidak ketinggalan, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, langsung turun tangan memberikan dukungan moral dan politik penuh kepada Houthi. Melalui unggahan di akun X (dulunya Twitter)-nya, Khamenei secara terbuka memuji tindakan yang dilakukan oleh kelompok Houthi. Dia menyatakan bahwa langkah yang diambil oleh rakyat Yaman adalah tindakan yang tepat dan berani secara heroik. “Apa yang dilakukan oleh rakyat Yaman yang berani hari ini adalah hal yang benar untuk dilakukan,” tulis Khamenei, sehingga semakin memanaskan situasi dan mempertegas proxy war di kawasan tersebut.
Pemicu Krisis: Rudal Jenis Baru Houthi
Lalu, apa pemicu semua ini? Semuanya berawal pada Jumat (22/8/2025), ketika kelompok Houthi dengan percaya diri meluncurkan sebuah rudal jenis baru menuju Israel. Rudal tersebut dilaporkan membawa submunisi—sejenis proyektil kecil yang dirancang untuk meledak dan menghujani area luas setelah menghantam target utamanya, yang sangat berbahaya bagi populasi sipil. Menurut analisis mendalam dari pejabat AU Israel, ini merupakan kali pertama kelompok Houthi menggunakan rudal dengan teknologi semacam itu, yang menunjukkan peningkatan kemampuan militer dan kecanggihan mereka yang signifikan, diduga kuat akibat transfer teknologi dari pihak tertentu.
Akibat dari serangan rudal Houthi itu, polisi di Distrik Tel Aviv melaporkan bahwa sejumlah pecahan dari rudal yang berhasil diintersepsi oleh sistem pertahanan Iron Dome jatuh dan menghujani beberapa lokasi di kota. Meskipun demikian, sebuah keberuntungan besar terjadi karena tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam insiden tersebut, berkat kewaspadaan dan efektivitas sistem pertahanan udara. Namun, insiden itu rupanya menjadi titik puncak yang memicu kemarahan Israel dan mendorong mereka untuk melancarkan serangan balasan yang begitu menghancurkan di Sana’a, mengirim pesan bahwa setiap ancaman akan dibalas dengan kekuatan yang berlipat ganda.
Eskalasi yang Mengkhawatirkan
Konflik ini menandai sebuah eskalasi baru yang sangat mengkhawatirkan dalam ketegangan regional. Sebagaimana kita lihat, serangan Israel yang tanpa kompromi ini tidak hanya memperluas geografi konflik tetapi juga menunjukkan kesiapan semua pihak untuk mengambil risiko yang lebih besar. Oleh karena itu, komunitas internasional kini menunggu dengan waspada, khawatir bahwa setiap serangan dan balasan berikutnya dapat memicu lingkaran kekerasan yang lebih dalam dan lebih luas, yang pada akhirnya akan semakin menyulitkan jalan menuju perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com