Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – Sudah dua bulan terakhir, harga cabai rawit di Manado berada di kisaran Rp80.000 hingga Rp130.000 per kilogram (Kg). Padahal normalnya harga cabai di kisaran Rp60.000.
Mahalnya harga cabai ini sangat dirasakan sejumlah usaha rumah makan di Manado. Pemilik rumah makan mengaku terpaksa mengurangi cabai di masakannya demi bisa meraup keuntungan.
“Terpaksa kita kurangi cabainya. Imbasnya pembeli banyak mengeluh kenapa rasanya sudah tidak pedas seperti biasanya. Kita jawab saja cabai sekarang mahal,” kata Melda, pemilik rumah makan di Malalayang, hari ini.
Melda mengaku membeli harga cabai sekarang di pasar lebih dari Rp100.000 per Kg. Melda sendiri bingung kenapa sudah dua bulan harga cabai tak kunjung turun.
“Kasihan kami, sudah pembeli belum normal seperti sebelum pandemi covid eh sekarang ditambah harga cabai selangit,” keluh Melda.
Senasib dengannya, Nancy pemilik rumah makan di Mapanget mengaku lebih memilih cabai kering dikarenakan harganya di bawah harga cabai rawit. Perbedaannya bisa menyentuh Rp50.000 per Kg.
“Mau gak mau disiasati seperti itu. Memang berbeda rasanya, tapi daripada usaha kami yang kolaps,” sebut Nancy.
Menanggapi keluhan masyarakat sektor kuliner, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, Arbonas Hutabarat, mengaku segera merespon keluhan tersebut.
“Tks utk informasinya, saya himbau TPID utk mulai bergerak,” ketik Arbonas kepada Exposenews.id melalui pesan singkatnya.
Diketahui, melambungnya harga cabai ini mengakibatkan inflasi Kota Manado pada Maret 2021 mencapai 0,17 persen.
Kepala BPS Sulawesi Utara Asim Saputra berujar inflasi Manado pada Maret 2021 disumbang oleh komoditi cabai rawit. Di mana pedasnya harga cabai rawit menyumbang 0,1559 persen inflasi Maret 2021.
(RTG)