Berita  

Ijazah Palsu Terbongkar, Wali Kota Di Jepang Mengundurkan Diri

ITO, Exposenews.id – Drama politik memalukan pecah di Kota Ito, Prefektur Shizuoka, Jepang! Maki Takubo (55), wali kota yang baru menjabat dua bulan, terpaksa angkat kaki setelah terbongkar menggunakan ijazah palsu. Dalam konferensi pers panas Senin (7/7/2025), Takubo akhirnya angkat bicara dan mengaku akan mundur.

“Saya akan serahkan bukti klaim ijazah dan buku tahunan ke kejaksaan dalam 10-14 hari. Setelah itu, saya mengundurkan diri,” ujarnya dengan wajah pasrah. Fakta mengejutkan terungkap: Universitas Toyo, almamater yang ia banggakan di profil kampanye, ternyata mengeluarkannya, bukan meluluskannya!

DPRD Geram, Desak Mundur Seketika!

Tekanan datang bertubi-tubi. Majelis Kota Ito langsung gelar rapat darurat dan secara bulat setujui resolusi mendesak Takubo mundur. “Sikapnya tidak jujur, bahkan menjijikkan!” begitu bunyi pernyataan resmi parlemen.

Hiromichi Nakajima, Ketua DPRD Kota Ito, tanpa ragu menegur Takubo: “Segera mundur! Jangan bikin kota ini makin kacau!” Bahkan, DPRD langsung bentuk komite khusus untuk selidiki kasus ini berdasarkan Undang-Undang Otonomi Daerah.

Publik Murka, Ratusan Telepon & Email Menerjang Balai Kota

Kemarahan warga meledak! Begitu kabar ijazah palsu ini tersebar, balai kota kebanjiran protes. Lebih dari 200 telepon masuk pada 2 Juli, dan esoknya melonjak jadi 350! Belum lagi 250 email kemarahan yang isinya seragam: “Turunkan Takubo sekarang!”

Bahkan seorang pengusaha lokal ancam laporkan Takubo ke polisi karena diduga melanggar Undang-Undang Pemilu. “Ini penipuan publik!” tegasnya.

Takubo Kabur dari Sorotan, Tapi Masih Ngotot Mau Nyalon Lagi?

Sejak skandal pecah, Takubo hilang dari peredaran. Ia bolos dari acara penting, termasuk pertemuan kepala daerah se-Prefektur Shizuoka timur pada 4 Juli. Acara budaya Matsukawa pun ia hindari demi lolos dari hujatan warga.

Tapi yang bikin geleng-geleng kepala, dia masih nekat mau nyalon lagi! “Saya akan buktikan kebenarannya di pengadilan, lalu maju lagi!” tegas Takubo. Warga pun makin geram: “Sudah ketahuan bohong, masih aja keras kepala!”

Skandal ini jadi pelajaran pahit bagi politisi di Jepang. Ketika kepercayaan hilang, jabatan tak berarti apa-apa. Kini, semua mata tertuju pada langkah Takubo: akankah ia benar-benar mundur, atau terus bertahan sampai dipaksa turun?

Satu hal yang pasti: rakyat Ito tak akan mudah melupakan pengkhianatan ini. Integritas harus di atas segalanya—jika tak bisa jujur, lebih baik jangan memimpin!