Berita  

Jokowi Pilih Setia di Rumah Lama, Batal Huni Rumah Pensiun Colomadu

SOLO, Exposenews.id – Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara mengejutkan memastikan bahwa dirinya tidak akan menempati rumah pensiun yang telah disiapkan negara. Padahal, Anda harus tahu, pembangunan rumah pensiun Jokowi yang megah di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, ini konon sudah mencapai 90 persen penyelesaian! Meski demikian, dengan tegas Jokowi memilih untuk tetap setia tinggal di rumah lamanya yang sederhana di Kelurahan Sumber, Kota Solo. Lalu, apa alasan sebenarnya di balik keputusan tak terduga ini?

Pernyataan Tegas dari Jokowi

Selanjutnya, Jokowi sendiri yang angkat bicara dan menjelaskan alasannya. Saat ditemui di Banjarsari, Kota Solo, Senin (27/10/2025), beliau dengan lugas menyatakan, “Rumah itu masih menjadi kewenangan Kementerian Sekretariat Negara karena mereka belum menyerahkannya kepada saya. Selain itu, saya sendiri melihat pembangunannya juga memang belum sepenuhnya selesai.” Namun, ternyata alasan administratif dan teknis itu bukanlah satu-satunya.

Lebih lanjut, Jokowi justru mengungkapkan sisi personalnya. Beliau mengaku merasa jauh lebih nyaman tinggal di rumah lama, meskipun ukurannya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan rumah pensiun yang baru. Dengan penuh ketegasan hati, beliau menjelaskan, “Saya akan tetap di rumah lama. Saya sudah punya rumah, meskipun rumahnya kecil ya, tapi saya tetap senang dan betah di rumah yang lama itu.” Keputusan ini jelas menunjukkan kesederhanaan dan kedekatan emosionalnya dengan tempat tinggal yang telah menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya.

Nasib Rumah Mewah: Dari Kediaman Pribadi Jadi Ruang Publik

Lalu, timbul pertanyaan besar: Bagaimana dengan nasib rumah mewah di Colomadu yang hampir rampung itu? Jokowi punya ide kreatif! Beliau dengan terbuka menyatakan bahwa rumah pensiunnya itu berpotensi besar untuk dialihfungsikan menjadi ruang publik yang bermanfaat. “Ya, bisa saja kita gunakan untuk pertemuan-pertemuan komunitas atau acara warga. (Dibuka sesekali untuk ruang publik) kayaknya iya, bisa aja,” ujarnya sembari tersenyum. Ide brilian ini sekaligus menegaskan kembali komitmennya untuk tidak pindah domisili. “Enggak, saya tetap di Sumber,” tegasnya.

Kisah Di Balik Pembangunan: Dari Penolakan Hingga Persetujuan

Sebenarnya, jika kita menelusuri ke belakang, rencana pembangunan rumah pensiun untuk Presiden RI ke-7 ini sudah mengemuka sejak tahun 2017, tepatnya pada masa jabatan pertamanya bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kala itu, pemerintah sebenarnya telah menyiapkan lahan dan seluruh mekanisme pembangunannya sesuai aturan yang berlaku untuk mantan presiden. Akan tetapi, menariknya, Jokowi justru menolak tawaran tersebut sejak awal. Bey Machmudin, Deputi Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden kala itu, mengonfirmasi, “Namun, Pak Jokowi (saat itu) menolak.”

Kemudian, banyak yang penasaran tentang landasan hukum pemberian rumah ini. Bey Machmudin kemudian menjelaskan bahwa penyediaan rumah pensiun bagi presiden sebenarnya telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 dan diperkuat oleh Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120 Tahun 2022. Pada intinya, ketentuan itu menetapkan bahwa negara wajib memberikan rumah setelah masa jabatan presiden berakhir, di mana lokasi dan desainnya harus disesuaikan dengan kebutuhan mantan kepala negara beserta keluarganya.

Namun, jalan cerita mulai berubah. Jokowi akhirnya baru menyetujui pembangunan rumah tersebut setelah beliau terpilih kembali untuk periode kedua. Akhirnya, pemerintah pun memproses pengadaan tanahnya pada Oktober 2022 melalui Sekretariat Negara. Menteri Sekretaris Negara saat itu, Pratikno, mengungkapkan kelakar tentang sikap Jokowi, “Beliaunya enggak-enggak terus, akhirnya sekarang rumah pensiun di Colomadu belum jadi,” ujarnya pada Oktober 2024 lalu.

Progres Terkini dan Harapan Masyarakat Setempat

Lalu, bagaimana kondisi terkininya? Ternyata, progres pembangunan fisiknya sudah sangat maju! Pembangunan secara resmi dimulai pada Juni 2024 dan saat ini telah memasuki tahap finishing yang mendekati penyelesaian. Kepala Desa Blulukan, Slamet Wiyono, dengan rinci memaparkan bahwa pekerjaan proyek ini sengaja dibagi menjadi dua tahap. “Tahap pertama sudah kami selesaikan 100 persen, sementara untuk tahap kedua masih dalam proses finishing,” ujarnya. Kemudian, beliau menambahkan detail yang lebih spesifik, “Kalau progres keseluruhan saat ini masih tahap finishing… untuk bangunan utamanya sendiri sudah mencapai 90–95 persen, tapi untuk pagar sekelilingnya baru sekitar 50 persen rampung.”

Selain itu, rumah Jokowi di Colomadu ini disebut-sebut akan dilengkapi dengan taman yang sangat luas serta area akses khusus untuk mendukung sistem pengamanan yang ketat. Lokasinya sendiri sangat strategis karena berada di Jalan Adi Sucipto, Desa Blulukan, yang hanya berjarak tempuh sekitar 13 menit dari Bandara Adi Soemarmo. Uniknya, area sekitar rumah ini tidak langsung berhadapan dengan permukiman warga yang padat, melainkan justru diapit oleh dua rumah makan dan dekat dengan kawasan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Akibat pesatnya pembangunan di kawasan Colomadu, harga tanah di sekitarnya kini melambung tinggi hingga mencapai Rp 10–15 juta per meter persegi! Di tengah semua kemewahan dan nilai strategis itu, warga setempat ternyata masih menyimpan harapan besar. Mereka berharap rumah Jokowi di Karanganyar ini dapat segera rampung agar mantan presiden yang mereka cintai itu akhirnya bersedia untuk menempatinya setelah masa purnabhaktinya. Namun, seperti yang telah Jokowi tegaskan, kesederhanaan dan kenangan di rumah lama di Sumber, Solo, ternyata memiliki tempat yang jauh lebih berharga di hatinya.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com