ANTANANARIVO, Exposenews.id – Dalam sebuah aksi dramatis yang mengguncang negara, militer Madagaskar akhirnya mengambil alih kekuasaan. Langkah berani ini mereka lakukan tepat setelah parlemen secara resmi memakzulkan Presiden Andry Rajoelina. Alhasil, situasi politik yang sudah panas akibat gelombang demonstrasi besar-besaran pun langsung mencapai puncak krisisnya. Dengan demikian, militer merasa harus turun tangan untuk mengisi kekosongan kekuasaan yang terjadi.
Dari Pemakzulan ke Pengambilalihan Kekuasaan
“Dengan penuh tanggung jawab, kami nyatakan telah mengambil alih kekuasaan,” ujar Kolonel Michael Randrianirina, sang komandan unit elit militer CAPSAT, kepada AFP, Selasa (14/10/2025). Pernyataan tegas ini sekaligus menandai babak baru dalam kancah politik Madagaskar. Selanjutnya, Randrianirina pun membacakan pernyataan resmi di salah satu gedung pemerintahan di ibu kota Antananarivo. Kemudian, ia menjelaskan bahwa militer akan segera membentuk sebuah komite gabungan. Komite ini nantinya akan beranggotakan perwira angkatan darat, gendarmerie, dan kepolisian nasional.
“Tanpa basa-basi lagi, komite inilah yang akan menjalankan tugas kepresidenan untuk sementara waktu,” tegas Randrianirina. Tak berhenti di situ, dia juga memberikan sedikit gambaran tentang perkembangan ke depan. “Mungkin pada waktunya nanti, komite ini juga akan kami perkaya dengan kehadiran para penasihat sipil senior. Setelah beberapa hari situasi stabil, kami berjanji akan segera membentuk pemerintahan sipil yang baru,” imbuh dia, memberikan secercah harapan untuk transisi kekuasaan.
Sidang Pemakzulan yang Berakhir Kudeta
Hebatnya lagi, langkah kudeta militer ini terjadi hanya dalam hitungan menit setelah majelis rendah parlemen memberikan suara untuk memakzulkan Rajoelina. Padahal, sidang parlemen itu sendiri sebelumnya telah dibubarkan oleh presiden melalui dekrit yang dikeluarkannya. Akibatnya, keputusan pemakzulan ini punya nuansa balas dendam politik yang sangat kental. Oleh karena itu, situasi menjadi semakin rumit dan memicu aksi militer yang begitu cepat.
Selanjutnya, proses pemakzulan tersebut akhirnya disetujui dengan perolehan 130 suara mendukung. Jumlah ini jauh melampaui ambang batas dua pertiga dari total 163 anggota parlemen yang ada. Akan tetapi, keputusan parlemen yang begitu telak ini masih harus disahkan oleh Mahkamah Konstitusi Tinggi untuk benar-benar sah secara hukum. Meskipun demikian, militer tampaknya tidak mau menunggu lebih lama lagi dan memilih untuk bertindak cepat.
Ke Mana Hilangnya Sang Presiden Madagaskar?
Sementara itu, Rajoelina yang kini berusia 51 tahun sebelumnya dengan keras menolak semua desakan untuk mundur. Bahkan, pria yang pernah menjadi wali kota Antananarivo ini dilaporkan bersembunyi setelah berminggu-minggu menghadapi protes jalanan anti-pemerintah yang tak kunjung reda. Akibatnya, posisinya menjadi semakin terjepit dan tidak memiliki dukungan yang cukup untuk bertahan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Senin malam, mantan presiden itu mengaku sedang berlindung di ruang aman. Menurut pengakuannya, hal ini dilakukan setelah terjadi upaya pembunuhan terhadap dirinya. Namun, dia sama sekali tidak mengungkapkan lokasi persembunyiannya yang sekarang. Alhasil, spekulasi tentang keberadaannya pun terus beredar di masyarakat.
CAPSAT, Dalang Kudeta dari Masa ke Masa
Perlu kita ketahui, gelombang protes ini sebenarnya sudah dimulai sejak 25 September. Uniknya, aksi demonstrasi justru memuncak pada akhir pekan lalu ketika sebagian tentara dan pasukan keamanan, termasuk unit elit CAPSAT, memutuskan untuk bergabung dengan para demonstran. Akhirnya, mereka pun secara terbuka menuntut agar Rajoelina serta seluruh menterinya segera mundur dari jabatannya.
Yang paling menarik, unit CAPSAT sendiri sebenarnya bukanlah pemain baru dalam panggung kudeta di Madagaskar. Faktanya, unit inilah yang dulu memainkan peran sangat penting dalam kudeta 2009. Ironisnya, kudeta pada waktu itulah yang justru membawa Andry Rajoelina naik ke tampuk kekuasaan untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, kita bisa melihat adanya pola sejarah yang berulang, di mana sang penolong dahulu kini justru menjadi algojo politiknya.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com