Berita  

Suhu di Semarang Capai 35 Derajat, Ini Penjelasan BMKG soal Cuaca Panas Terik

Ilustrasi cuaca panas. Suhu panas di Semarang tembus 35 derajat. BMKG mengungkap penyebab utama

Exposenews.id – Pernahkah Anda merasa Kota Semarang belakangan ini seperti oven raksasa? Ya, warga Semarang benar-benar merasakan serangan suhu panas yang luar biasa dan udara yang begitu gerah selama beberapa hari terakhir. Namun, tahukah Anda, ternyata fenomena menyengat ini bukanlah suatu kejadian tanpa alasan. Secara gamblang, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun akhirnya angkat bicara untuk mengungkapkan penjelasan ilmiah di balik layar.

Matahari Tepat di Atas Kepala: Penyebab Utama Cuaca Terik

Selanjutnya, Prakirawan BMKG, Rany Puspita Ekawati, dengan jelas memaparkan penyebab utamanya. Secara astronomis, pada bulan Oktober ini, matahari secara perlahan mulai melakukan pergeseran posisi ke arah selatan. Sebagai informasi, pergerakan ini terjadi setelah sang surya sebelumnya berada tepat di garis khatulistiwa pada bulan September. Akibatnya, pergeseran posisi langit ini membuat wilayah Jawa, termasuk Semarang, secara langsung menerima ‘serangan’ penyinaran matahari yang lebih intens. Dampaknya, suhu udara di siang hari pun tidak bisa menghindar dari rasa yang lebih panas dan terik.

Bahkan, Rany menegaskan kembali penjelasannya saat dihubungi pada Minggu (12/10/2025). “Saat ini, kalau kita pantau pergerakan bulan Oktober, gerak semu matahari memang sudah mulai meninggalkan Khatulistiwa dan bergeser ke selatan, di mana posisinya tepat berada di atas Pulau Jawa, termasuk Jawa Tengah. Itulah sebabnya, kita semua merasakan siang hari yang sangat panas, gerah, dan terik,” jelas Rany dengan gamblang. Dengan kata lain, kota kita sedang berada di ‘garis tembak’ utama matahari.

Angka 35 Derajat Masih Normal? Ini Kata BMKG!

Lalu, bagaimana dengan suhu 35 derajat yang tercatat? Apakah ini sudah termasuk ekstrem? Di sisi lain, BMKG dengan tegas menyatakan bahwa angka 35 derajat Celcius ini masih tergolong dalam batas normal. Sebagai perbandingan, BMKG mencatat rekor suhu maksimum tertinggi yang pernah menghantam Kota Semarang pada bulan Oktober justru terjadi pada tahun 2015, yang saat itu mencapai 39,5 derajat Celcius! Oleh karena itu, kondisi cuaca baru bisa kita katakan ekstrem atau anomali jika suhunya menyentuh level setinggi itu. Berdasarkan data yang dihimpun, pengamatan suhu pada pukul 11.00 WIB menunjukkan angka 35 derajat Celcius. “Hingga saat ini, kita belum mencatat adanya suhu yang setinggi tahun 2015,” terang Rany meyakinkan. Artinya, meski kulit kita merasa seperti terbakar, kondisi ini sebenarnya masih dalam batas kewajaran untuk periode peralihan musim di Jawa Tengah.

Duo Maut: Angin Kering Timur dan Masa Pancaroba

Namun, tunggu dulu! Ternyata bukan hanya matahari yang menjadi ‘aktor utama’ di balik panggung panas ini. Selain faktor penyinaran matahari yang langsung, arah angin juga turut memainkan peran penting dalam memengaruhi panggung cuaca. Menurut penuturan Rany, angin yang saat ini berembus dari arah timur membawa serta udara kering yang membuat curah hujan di Semarang dan kawasan timur Jawa Tengah menjadi sangat rendah. Alhasil, embusan angin timuran ini justru semakin memperkuat sensasi panas yang kita rasakan.

Sebagai bukti, Rany membandingkan kondisi wilayah. “Makanya, kita juga melihat hujan di bagian wilayah Jawa Tengah bagian Timur tidak sebanyak di wilayah Pegunungan Tengah. Pasalnya, angin timuran cenderung membawa udara yang lebih kering jika dibandingkan dengan angin baratan. Khusus untuk bulan ini, kondisi anginnya memang didominasi sepenuhnya dari timur,” jelasnya dengan rinci. Bisa dibayangkan, kombinasi antara sinar matahari langsung dan angin kering ini bagai duo maut yang membuat hawa panas semakin menjadi-jadi.

Terus, kapan musim hujan akan tiba menyelamatkan kita? Di akhir penjelasannya, BMKG juga menyebutkan bahwa Semarang saat ini sedang berada dalam masa peralihan musim atau pancaroba. Pada masa ini, hujan sebenarnya masih bisa terjadi, tetapi frekuensinya tidak rutin dan tidak merata. Berdasarkan prediksi yang telah dibuat, musim hujan diperkirakan baru akan benar-benar masuk pada bulan November nanti, dan itu pun akan dimulai terutama di wilayah pegunungan serta sebagian Jawa Tengah bagian selatan. Jadi, bersiaplah untuk bertahan lebih lama lagi dengan cuaca panas ini sebelum akhirnya hujan turun membasahi bumi

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com