Exposenews.id – Bukan lagi mimpi! Pada Jumat, 10 Oktober 2025, dunia akhirnya menyaksikan momen bersejarah yang sangat dinantikan. Pasukan Israel secara resmi mulai menarik diri dari beberapa posisi mereka di Jalur Gaza. Akibatnya, langkah monumental ini langsung membuka jalan bagi ribuan warga Palestina yang mengungsi untuk segera pulang ke rumah mereka setelah mereka harus bertahan hidup selama dua tahun dalam cengkeraman pertempuran sengit. Tak lama kemudian, Tentara Israel dengan resmi mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan semua tembakan tepat pada pukul 09.00 GMT. Mereka menjelaskan, hal ini merupakan bagian dari persiapan final menuju perjanjian gencatan senjata dan proses pemulangan para sandera.
Di lapangan, situasi mulai menunjukkan perubahan nyata. Misalnya, Badan Pertahanan Sipil Gaza dengan cepat melaporkan bahwa pasukan dan kendaraan lapis baja Israel telah benar-benar ditarik dari posisi depan di Kota Gaza dan Khan Yunis. Menyaksikan hal ini, warga yang mengungsi pun mulai menumbuhkan harapan besar untuk bisa kembali ke rumah mereka yang mungkin sudah hancur. Bahkan, wartawan AFP secara langsung melihat pemandangan yang sangat mengharukan; ribuan warga dengan semangat juang yang tinggi berjalan kaki di sepanjang jalan tepi pantai Gaza. Dengan mata kepala sendiri, mereka melaporkan bahwa mayoritas dari warga tersebut hanya membawa barang seadanya sambil menggandeng anak-anak kecil mereka di tengah lautan reruntuhan bangunan.
Perjalanan Panjang Menuju Kampung Halaman
Tak hanya itu, proses penarikan pasukan juga secara simultan terjadi di sebagian wilayah Khan Yunis di selatan. Selain itu, warga di beberapa wilayah lain juga membenarkan hal serupa kepada AFP. Mereka mengungkapkan, tentara Israel terlihat telah mulai meninggalkan posisi mereka sejak Kamis malam. Kini, ribuan warga Palestina dengan penuh perjuangan memulai perjalanan panjang nan melelahkan dari Khan Yunis menuju utara. Dengan hati-hati, mereka harus melangkah di antara gundukan puing bangunan dan tumpukan baja yang sudah bengkok, sementara tubuh mereka terlihat sangat lelah setelah dua tahun terakhir dipaksa tinggal di tempat pengungsian.
Sorak Bahagia dan Luka yang Masih Terbuka
Di tengah kepulangan ini, sorak-sorai kebahagiaan bercampur dengan duka yang mendalam. Areej Abu Saadaeh (53), dengan suara bergetar mengungkapkan perasaannya, “Saya sebenarnya sangat senang dengan gencatan senjata ini, meskipun saya harus kehilangan seorang putra dan putri tercinta.” Dia melanjutkan, “Saya akan selalu berduka untuk mereka, tetapi gencatan senjata ini setidaknya membawa sedikit kebahagiaan karena kami akhirnya bisa kembali ke rumah.” Saat itu juga, debu semen yang berterbangan di langit Gaza seakan menjadi saksi bisu dari perjalanan pilunya. Di tempat lain, Ameer Abu Lyadeh (32) juga menyuarakan perasaan yang sama di Khan Yunis. Dia berkata, “Kami kembali ke daerah kami, yang penuh dengan luka dan duka, tetapi kami tetap bersyukur kepada Tuhan atas situasi yang terjadi hari ini.” Dia menambahkan dengan penuh harap, “Semoga, semua orang akan bisa kembali ke daerah masing-masing. Kami bahagia—meskipun yang kami temukan nanti hanyalah reruntuhan tanpa kehidupan, setidaknya ini adalah tanah kami, tanah air kami.”
Sementara itu, dari pihak Israel, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara resmi mengeluarkan pernyataan. Mereka menegaskan, pemerintah telah menyetujui kerangka kerja untuk pembebasan sandera dengan Hamas. Sebagai bentuk realisasi, militer Israel kemudian mengonfirmasi bahwa mereka kini sedang menyesuaikan posisi operasional mereka di Jalur Gaza. Namun, perlu diingat, suasana genting masih sempat terjadi sesaat sebelum gencatan senjata diumumkan. Tepat sebelum pengumuman, pertempuran masih dilaporkan terjadi di beberapa titik. Seorang jurnalis video AFP yang meliput dari perbatasan Israel melaporkan bahwa asap dan debu tebal masih mengepul di atas Gaza utara pada Jumat pagi. Bahkan, seorang pejabat pertahanan sipil Gaza, Mohammed Al Mughayyir, dengan sedih mengungkapkan bahwa seorang pekerja kota tewas akibat tembakan Israel meskipun gencatan senjata tengah dipersiapkan.
Masa Depan Gaza: Jalan Panjang Menuju Perdamaian
Di meja perundingan, Israel dengan tegas menyebut bahwa semua pihak telah menandatangani fase pertama perjanjian gencatan senjata dalam perundingan yang digelar di Mesir pekan ini. Hebatnya, kesepakatan bersejarah ini konon mencakup pembebasan untuk semua sandera Israel yang masih ditahan Hamas, baik dalam keadaan hidup maupun mati. Perlu kamu tahu, perjanjian ini merupakan kelanjutan langsung dari rencana perdamaian 20 poin yang baru saja diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump bulan lalu. Bahkan, Trump sendiri dijadwalkan akan berangkat ke Timur Tengah pada Minggu, 12 Oktober 2025, untuk memantau langsung implementasi dari kesepakatan besar ini. Menyambut kesepakatan ini, Mesir disebut-sebut akan menggelar acara perayaan besar. Sayangnya, di balik sukacita tersebut, keluarga dari 47 sandera Israel masih harus menanti dengan cemas kabar kepulangan orang-orang yang mereka cintai. Walaupun disambut dengan suka cita, kita semua harus jujur mengakui bahwa masih banyak persoalan besar yang belum menemui titik terang. Contohnya, isu pelucutan senjata Hamas serta usulan otoritas transisi Gaza yang akan dipimpin oleh Trump masih menjadi bahan perdebatan. Faktanya, seorang pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, dengan keras menyatakan kepada Al Araby—media yang berbasis di Qatar—bahwa pihaknya secara tegas menolak gagasan otoritas transisi tersebut. Menanggapi penolakan itu, Trump dengan sigap menegaskan bahwa persoalan penyerahan senjata Hamas akan segera dibahas dalam fase kedua. Dia dengan lantang berjanji kepada para wartawan, “Akan ada pelucutan senjata! Selanjutnya, akan ada juga penarikan mundur pasukan Israel secara lebih luas.” Sebagai penutup, Mohammed Al Mughayyir kembali memberikan konfirmasi terbaru. Dia menyatakan, pasukan Israel telah benar-benar mundur dari sejumlah wilayah di Kota Gaza, termasuk dari kamp Tel Al Hawa dan Al Shati—dua kawasan yang sebelumnya menjadi target operasi udara dan darat paling ganas dalam beberapa pekan terakhir. Akhirnya, perdamaian mulai menunjukkan taringnya di atas tanah yang terluka.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com