Exposenews.id – China saat ini sedang melancarkan promosi besar-besaran untuk jet tempur andalannya, Chengdu J-10C, ke kancah global. Pemerintah China dengan percaya diri memamerkan kemampuan jet multiperan ini, bahkan mereka tidak ragu menyebutnya setara dengan legenda F-16 buatan Amerika Serikat. Yang paling menarik, Indonesia muncul sebagai calon pembeli potensial di tengah gebrakan modernisasi besar-besaran Angkatan Udara mereka. Tanpa disangka, TNI AU bisa saja segera mengoperasikan raksasa udara generasi 4,5 ini!
Lantas, apa saja yang membuat J-10C begitu istimewa? Untuk menjawabnya, kita harus mendengarkan langsung dari sang ahli. Wang, sang perancang utama J-10C, dengan bangga membeberkan semua peningkatan signifikan pada jet ini dalam wawancara eksklusif di CCTV. Pertama-tama, ia menekankan lonjakan daya hantam pesawat ini. “J-10C kini bisa membawa lebih dari 40 jenis persenjataan, jauh lebih banyak dari model sebelumnya yang hanya sekitar 10,” ujarnya. Akibatnya, fleksibilitas tempurnya pun langsung melonjak, memungkinkan pesawat ini menghajar berbagai target, baik di udara, darat, maupun laut.
Desain Cerdas & Radar AESA: Rahasia di Balik Kelincahannya
Tidak berhenti di situ, tim desain juga melakukan penyempurnaan mendalam pada badan pesawat. Mereka melengkapi J-10C dengan sistem air intake berbentuk bump yang unik. Desain cerdas ini berhasil meningkatkan aliran udara ke mesin, sekaligus menambah keandalan dan—yang paling keren—mengurangi jejak radar pesawat! Selain itu, sirip kecil (canard) di hidung pesawat sengaja ditambahkan untuk meningkatkan stabilitas dan kemampuan manuver di kecepatan tinggi. Semua fitur canggih inilah yang konon memberi J-10C keunggulan dibandingkan jet saudaranya, JF-17, sekaligus menempatkannya sejajar dengan F-16 Viper Amerika. Namun, peningkatan paling revolusioner justru terjadi pada sistem radar. J-10C kini telah mengganti radar mekanis lamanya dengan radar Active Electronically Scanned Array (AESA) yang jauh lebih modern. Wang memaparkan, “Radar AESA memampukan pilot mendeteksi dan melacak target lebih cepat, plus menghadapi banyak musuh secara bersamaan dengan risiko gangguan sinyal yang minimal.” Sebagai pelengkap, jet ini juga dibekali sistem perang elektronik canggih yang secara ajaib meningkatkan kesadaran situasional pilot dan mempersulit radar lawan untuk mendeteksinya.
Ambisi Global China & Daftar Pembeli Berikutnya
Di balik semua kecanggihan ini, China ternyata punya ambisi besar untuk mendominasi pasar senjata global. Data dari SIPRI dengan jelas menobatkan China sebagai eksportir senjata terbesar keempat di dunia. Mereka dengan agresif memasarkan drone, rudal, dan jet tempur ke hampir 50 negara! Strategi mereka cukup jitu: mendiversifikasi produk. Sementara jet siluman J-20 mereka simpan untuk diri sendiri, varian yang lebih ringan dan ekonomis seperti J-10C justru mereka tawarkan ke luar negeri. Strategi pemasaran China ini bukannya tanpa bukti. Sebagai contoh, Pakistan, satu-satunya operator J-10C di luar China, dengan gegap gempita mengklaim jet ini berhasil menumbangkan pesawat India dalam konflik singkat Mei lalu. Peristiwa inilah yang langsung melambungkan popularitas J-10C secara global. Meskipun klaim ini dibantah habis-habisan oleh India dan insiden tersebut disebut-sebut hanya akibat “gangguan teknis” oleh CEO Dassault, Eric Trappier, gema kesuksesan itu sudah terlanjur menyebar. Lalu, negara mana lagi yang akan menjadi pembeli berikutnya? Spekulasi pun bergulir! Kabarnya, Iran sedang melakukan pembicaraan intensif dengan Beijing untuk membeli J-10C, terutama menyusul ketegangan memanas dengan Israel awal tahun ini. Sementara itu, sorotan paling terang justru diarahkan ke Indonesia. Kementerian Luar Negeri Indonesia sendiri secara terbuka telah mengakui bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk mengakuisisi 42 unit J-10C! Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Jiang Bin, dengan penuh keyakinan menegaskan bahwa Beijing siap “berbagi pencapaian dalam pengembangan peralatan militernya dengan negara-negara sahabat.” Akhirnya, para pengamat militer pun turut memberikan suara mereka. Zhang Xuefeng, seorang analis militer China, kepada Global Times menyatakan bahwa reputasi J-10C telah berubah total. “Dulu, dunia hanya melihat jet tempur China dari harganya yang murah. Sekarang, J-10C telah membuktikan diri di medan tempur yang sesungguhnya,” katanya. Dengan demikian, bukan tidak mungkin kita akan segera menyaksikan J-10C mendominasi langit di banyak negara, termasuk Indonesia.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com
