Berita  

Menteri Sosial Tegaskan Sekolah Rakyat Harus Bebas dari Perundungan

Exposenews.id – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul baru saja memberikan pengumuman penting! Beliau secara tegas mengingatkan bahwa lingkungan Sekolah Rakyat, mulai dari SD, SMP, hingga SMA sederajat, harus benar-benar steril dari tindakan perundungan atau bullyingTanpa kompromi!

Gus Ipul dengan lugas menegaskan bahwa bullying masuk dalam daftar tiga dosa besar pendidikan yang sama sekali tidak boleh kita tolerir. “Pertama, tidak boleh ada perundungan dari siapapun kepada siapapun. Kedua, tidak boleh ada kekerasan fisik maupun kekerasan seksual. Ketiga, tidak boleh ada intoleransi,” tegas Mensos saat memberikan arahan kepada tenaga kependidikan Sekolah Rakyat pada Selasa (2/9/2025), seperti yang dilansir Antaranews, Sabtu (6/9/2025). Lebih lanjut, beliau meminta, “Kalau ada tanda-tanda, segera laporkan dan tindaklanjuti, jangan dianggap enteng.”

Tantangan Besar di Fase Rintisan

Namun, tantangannya tidak kecil! Pasalnya, Sekolah Rakyat sendiri masih berada dalam tahap rintisan. Oleh karena itu, Gus Ipul secara khusus meminta seluruh kepala sekolah, wali asrama, dan wali asuh di semua sekolah untuk menjalankan peran strategis mereka dengan penuh empati, kesabaran, dan keteladanan. Beliau memahami betul bahwa fase awal ini berpotensi menghadapi banyak rintangan.

“Saya ingin bapak ibu semua bekerja dengan hati, meningkatkan kemampuan, dan yang paling penting adalah sabar. Mari kita selesaikan masalah dengan kolaborasi, koordinasi, disiplin, dan musyawarah,” pesannya penuh semangat. Pesan ini disampaikan untuk memastikan seluruh elemen bergerak bersama.

Kelangkaan Pendamping, Problema Nyata di Lapangan

Di sisi lain, salah satu realita di lapangan diungkapkan oleh Silvia, seorang wali asuh dari SRMP 28 Pasuruan. Ia bercerita bahwa wilayahnya mengalami kekurangan jumlah pendamping, padahal jumlah siswa yang harus dibina mencapai 50 anak. Bayangkan betapa repotnya mengawasi dan mendidik puluhan anak dengan tenaga yang terbatas!

Respons Cepat dan Janji Kepastian dari Gus Ipul

Tanpa menunggu lama, Gus Ipul langsung merespons keluhan ini. Beliau memastikan bahwa semua masukan telah dicatat dengan baik. Kemudian, kebutuhan sumber daya manusia maupun sarana prasarana akan dipenuhi secara bertahap oleh pemerintah. Yang paling membuat lega, Mensos juga menegaskan, “Jangan khawatir, gaji dan tunjangan pun pasti diterima sesuai ketentuan.” Janji ini tentu menjadi angin segar bagi para pahlawan pendidikan di Sekolah Rakyat.

Figur Pengganti Keluarga di Sekolah

Tidak berhenti di situ, pemerintah juga sedang mengatur jam kerja wali asrama dan wali asuh agar menjadi lebih baik dan manusiawi. Mengapa? Karena peran mereka bukan sekadar sebagai pengawas biasa. Menurut Gus Ipul, mereka adalah figur keluarga yang menggantikan peran orang tua saat anak-anak berada di sekolah.

“Sekolah Rakyat adalah rumah kedua bagi siswa. Jangan sampai anak-anak merasa sendiri. Mereka harus merasa dicintai dan diperhatikan, bukan sekadar ditampung,” ujar Saifullah Yusuf dengan penuh perasaan. Pernyataan ini menunjukkan betapa pemerintah menginginkan pendekatan yang berpusat pada kasih sayang, bukan sekadar administratif.

Komitmen Pemerintah untuk Penuhi Hak Tenaga Pendidik

Akhirnya, Gus Ipul menutup dengan menyatakan bahwa pemerintah kini tengah berupaya keras agar hak-hak para tenaga kependidikan tetap terpenuhi dengan baik. Komitmen ini dibangun untuk memastikan bahwa cita-cita menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan dapat benar-benar terwujud. Dengan demikian, Sekolah Rakyat tidak hanya mencetak generasi pintar, tetapi juga generasi yang berakhlak mulia.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com