Gelombang Panas Ekstrem dan Perubahan Iklim Picu Kebakaran Hutan di Spanyol & Portugal

Jakarta, Exposenews.id – Eropa Selatan saat ini sedang berjuang melawan mimpi buruk terburuknya dalam dua dekade: lautan api yang melahap hutan-hutannya. Spanyol dan Portugal dengan tragis menjadi episentrum bencana ini. Mereka menyaksikan tanah mereka hangus terbakar dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Berdasarkan data mutakhir dari Sistem Informasi Kebakaran Hutan Eropa (EFFIS), kebakaran hebat ini telah melahap sekitar 344.400 hektar lahan di Spanyol sepanjang tahun 2025. Angka fantastis ini memecahkan rekor dan menandai dampak kebakaran paling luas sejak 2006. Tidak ketinggalan, Portugal juga mengalami nasib serupa yang memilukan. EFFIS mencatat bahwa kobaran api di sana telah menghanguskan 216.200 hektar wilayahnya.

Kobaran api yang tak terkendali terus menunjukkan keganasannya. Api menyebar secara agresif ke area-area baru. Saat ini, api telah menjalar ke lereng selatan pegunungan Picos de Europa yang sebelumnya asri. Akibatnya, pihak berwenang menutup sebagian rute ziarah legendaris, Camino de Santiago. Langkah ini mengacaukan perjalanan ribuan peziarah dari seluruh penjuru dunia.

Lantas, apa penyebab di balik amukan alam yang dahsyat ini? Menteri Pertahanan Spanyol, Margarita Robles, menyoroti akar permasalahannya. “Kebakaran ini memiliki karakteristik khusus akibat perubahan iklim dan gelombang panas yang besar ini,” ujarnya, seperti dilansir Reuters pada Selasa (19/8/2025). Pernyataan ini menyoroti bagaimana krisis iklim mengubah bencana biasa menjadi lebih berbahaya.

Gelombang panas pemicu bencana ini bukanlah panas biasa. Pada Senin (18/8/2025), gelombang panas telah mencengkeram wilayah tersebut selama 16 hari. Puncaknya terjadi selama akhir pekan. Temperatur udara menyentuh angka gila 45 derajat Celsius. Suhu ekstrem ini mengubah vegetasi hutan menjadi bahan bakar kering yang siap meledak.

Menyikapi keadaan darurat nasional, Perdana Menteri Pedro Sanchez mengambil tindakan. Pada Minggu (17/8/2025), ia menjanjikan sebuah pakta nasional baru. Pakta ini dirancang khusus untuk menangani darurat iklim. “Pemerintah Spanyol akan bekerja sekarang agar pada bulan September kita dapat memiliki dasar-dasar pakta nasional ini,” tegas Sanchez selama kunjungannya ke Ourense di Galicia. Provinsi ini sedang berjuang melawan amukan api, seperti dilansir France 24.

Wilayah barat laut dan barat Spanyol mengalami kehancuran paling parah. Kawasan seperti Castile dan Leon, Galicia, Asturias, dan Extremadura mengalami kerusakan signifikan. Penduduk setempat menyaksikan asap tebal dan lidah api mengamuk. Mereka hanya bisa berharap cuaca segera berubah.

Sayangnya, harapan untuk kelegaan tampaknya tertunda. Badan meteorologi memprediksi Spanyol harus tetap waspada terhadap cuaca panas. Suhu ekstrem meningkatkan risiko kebakaran hutan secara signifikan. Kondisi ini hampir sempurna bagi api untuk terus menyebar.

Pada akhirnya, para ilmuwan menyimpulkan perubahan iklim sebagai dalang utama. Aktivitas industri dan deforestasi meningkatkan intensitas panas ekstrem secara global. Manusia telah menciptakan bom waktu yang sekarang meledak. Krisis ini menuntut tindakan global yang serius dan kolektif sebelum segalanya terlambat.