SANAA, Exposenews.id – Militer Israel baru saja melancarkan serangan udara dahsyat ke jantung wilayah Yaman pada Minggu (17/8/2025). Bukan sekadar operasi biasa, serangan ini secara spesifik membidik infrastruktur energi yang diduga menjadi tulang punggung kelompok Houthi.
Dalam pernyataan resminya, militer Israel dengan tegas menyatakan bahwa operasi ini dilakukan jauh di dalam wilayah Yaman. Fokus serangan? Sebuah fasilitas energi kritis yang mendukung rezim Houthi di sekitar Sanaa, ibu kota Yaman yang kini dikuasai pemberontak. Meski demikian, militer Israel enggan merinci lokasi pastinya.
Namun, media pro-Houthi, Al-Masirah, langsung buka suara. Mereka mengutip sumber pertahanan sipil Yaman yang mengklaim serangan tersebut menghantam pembangkit listrik Haziz di selatan Sanaa. Kabarnya, ledakan dahsyat mengguncang wilayah itu, meski belum ada laporan korban jiwa yang dikonfirmasi.
Lalu, apa alasan di balik serangan ini? Israel menyebutnya sebagai “tindakan balasan” atas serangan Houthi yang terus berulang. Faktanya, baru beberapa hari sebelumnya, tepatnya Kamis (14/8/2025), Israel berhasil mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman. Houthi pun tak mau diam. Mereka dengan bangga mengaku bertanggung jawab lewat pernyataan resmi yang dikutip AFP.
Sejak Perang Gaza Meletus, Houthi Jadi Ancaman Serius
Konflik Israel-Hamas di Jalur Gaza pada Oktober 2023 ternyata memicu efek domino. Dengan dukungan penuh Iran, kelompok bersenjata Houthi terus-terusan melancarkan serangan rudal dan drone ke Israel sebagai bentuk intimidasi. Alasannya? Solidaritas terhadap Palestina.
Tapi jangan salah, pertahanan udara Israel bukan sekadar pajangan. Mayoritas serangan Houthi berhasil ditangkis. Namun, Israel tak tinggal diam. Mereka balas menghujani basis-basis Houthi di Yaman dengan serangan udara presisi.
Bukan Cuma Israel, Kapal-Kapal Ini Jadi Sasaran Houthi
Houthi ternyata tak cuma fokus menyerang Israel. Mereka juga melirik target lain, yakni kapal-kapal yang melintas di Laut Merah dan Teluk Aden. Asal ada kaitan dengan Israel, kapal itu berpotensi jadi sasaran.
Tapi sejak Januari 2024, Houthi makin berani. Mereka memperluas daftar target dengan menyerang kapal-kapal yang terkait AS dan Inggris. Kenapa? Ini balasan atas operasi militer kedua negara yang berusaha mengamankan jalur pelayaran di kawasan itu.
Pada Mei 2025, sempat ada titik terang. Houthi dan AS sepakat melakukan gencatan senjata, menghentikan sementara serangan udara AS. Tapi jangan berharap terlalu tinggi. Houthi tetap bersikukuh akan terus menargetkan kapal-kapal Israel.
Serangan ke pembangkit listrik Haziz bukan sekadar aksi simbolis. Fasilitas ini merupakan sumber daya vital bagi Houthi. Dengan melumpuhkannya, Israel berharap bisa mengurangi kemampuan militer kelompok tersebut.
Tapi, apakah ini akan menghentikan Houthi? Sangat tidak mungkin. Kelompok ini sudah terbukti tangguh dan punya sumber daya besar dari Iran. Jadi, jangan kaget kalau serangan balasan segera menyusul.
Bagaimana Reaksi Dunia Internasional?
Sampai saat ini, belum ada tanggapan resmi dari PBB atau negara-negara besar. Tapi, AS dan Inggris pasti mengawasi situasi ini dengan cermat. Apalagi, kedua negara sudah punya pengalaman pahit berurusan dengan Houthi.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Konflik Ini?
Pertama, perang Israel-Hamas ternyata memicu konflik yang lebih luas. Kedua, Houthi bukan lawan sembarangan. Mereka punya senjata canggih dan dukungan kuat dari Iran. Ketiga, Israel tak akan tinggal diam. Setiap serangan terhadap mereka hanya akan dibalas dengan lebih keras.
Satu hal yang pasti: ketegangan di Yaman belum akan reda. Dengan Israel dan Houthi saling bersitegang, konflik ini berpotensi memanas kapan saja. Bahkan, bisa jadi ini awal dari pertempuran yang lebih besar.