AS Bangkitkan Bandara Era PD II di Pasifik, Siaga Hadang Ancaman China!

Exposenews.idPasukan Amerika Serikat baru saja mengambil langkah mengejutkan dengan menghidupkan kembali lapangan terbang era Perang Dunia II di sekitar Guam. Mereka sengaja melakukan ini sebagai antisipasi ketegangan yang terus memanas dengan China. Di Pulau Tinian, dekat Guam, Angkatan Udara AS sedang bekerja keras membersihkan vegetasi dan membuka akses jalan di Lapangan Terbang North Field. Bahkan, mereka sudah memulai restorasi dua dari empat landasan pacu peninggalan PD II yang sebelumnya terbengkalai!

Kolonel Peter Joo, Komandan Grup Insinyur Sipil Ekspedisi ke-356, menjelaskan bahwa timnya telah membersihkan area tersebut selama setahun terakhir. Mereka menggunakan buldoser, ekskavator, hingga truk sampah untuk menyingkirkan semak belukar yang tumbuh liar. “Kami ingin memastikan proyek ini berjalan lancar,” tegas Joo.

Pulau Tinian, wilayah AS yang berjarak 190 km di utara Guam, kini menjadi pusat perhatian. Proyek pembersihan mulai berjalan sejak Januari 2024, dan militer AS berencana memperpanjang waktu kerja 6–9 bulan untuk memperluas area bebas hambatan bagi pesawat. Yang menarik, North Field dulunya memiliki empat landasan pacu sepanjang 2,6 km yang mendukung misi pesawat pengebom B-29 Superfortress ke Jepang. Bahkan, pengunjung masih bisa melihat bekas lubang pengisian bom atom Little Boy dan Fat Man yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki!

Joo menegaskan, lapangan udara ini sebelumnya nyaris tertutup semak belukar. Karena tidak ada perawatan selama puluhan tahun, kondisinya sangat buruk. Dari empat landasan pacu, hanya Runway Baker yang masih berfungsi untuk pendaratan pesawat C-130. Namun, AS berkomitmen mengaspal ulang dua landasan terlebih dahulu.

Lalu, apa alasan AS menghidupkan kembali pangkalan ini?

Ternyata, proyek ini merupakan bagian dari strategi besar AS memperkuat militernya di Pasifik. Selain North Field, AS juga membangun Kamp Blaz, markas baru Korps Marinir, dan menyiapkan fasilitas penerbangan di Pangkalan Udara Andersen. Semua ini bertujuan memperkuat posisi AS di Indo-Pasifik, khususnya mengantisipasi serangan China jika konflik pecah di Taiwan atau Laut China Selatan.

Tidak berhenti di Tinian, AS juga memperbarui sejumlah lapangan udara PD II di Mikronesia hingga Filipina. Bahkan, mereka membangun sistem pertahanan udara dan rudal terpadu di Guam yang mereka sebut sebagai pertahanan 360 derajat terkuat di kawasan!

Dengan langkah ini, AS secara jelas mengirim pesan kepada China: “Kami siap!” Pertanyaannya, bagaimana China akan merespons? Apakah mereka akan diam atau justru meningkatkan kekuatan militer? Kita lihat saja perkembangannya!

Exit mobile version