Gempa Guncang Tambang Tembaga Terbesar Dunia! 5 Penambang Terjebak

SANTIAGO, Exposenews.id – Tim penyelamat di Chile kini berjuang keras menyelamatkan lima penambang yang masih terperangkap di dalam tambang tembaga El Teniente. Gempa bumi mengguncang area tersebut pada Kamis (31/7/2025) sore, memicu keruntuhan yang menewaskan satu pekerja dan menjebak korban lain di kedalaman lebih dari 900 meter!

El Teniente, tambang tembaga bawah tanah terbesar di dunia yang Codelco kelola, berjarak sekitar 100 kilometer selatan Santiago. Hingga Jumat (1/7/2025) malam, operasi penyelamatan sudah berjalan hampir 12 jam dengan lebih dari 100 personel terlibat. Medan yang rumit dan terowongan yang hancur membuat proses evakuasi semakin sulit.

“Kami Tidak Bisa Menghubungi Mereka! Semua Ambruk!”
Andres Music, Manajer Umum Tambang El Teniente, menyampaikan kekhawatirannya kepada wartawan. “Sampai sekarang, kami belum bisa menjalin komunikasi. Runtuhan menutup semua akses,” jelasnya seperti AFP laporkan. Namun, tim berhasil mengidentifikasi lokasi korban dengan peralatan khusus.

Maximo Pacheco, Presiden Codelco, berjanji mengerahkan semua upaya untuk menyelamatkan para pekerja. “Kami tidak akan berhenti sebelum membawa mereka keluar dengan selamat,” tegasnya dalam konferensi pers Jumat sore. Pacheco menekankan bahwa keselamatan penambang menjadi prioritas utama.

Keluarga Frustasi, Perusahaan Dinilai Lamban
Keluarga korban semakin cemas karena kurangnya informasi. Michael Miranda, saudara Jean Miranda (31) salah satu penambang yang hilang, mengeluhkan sikap Codelco. “Mereka sama sekali tidak memberikan kabar. Istri Jean sedang hamil, tapi perusahaan tidak menawarkan bantuan apa pun,” ujarnya geram di depan kantor Codelco di Rancagua.

Merespon insiden ini, Menteri Pertambangan Chile Aurora Williams segera menghentikan sementara operasi di El Teniente. Langkah ini bertujuan menjamin keselamatan pekerja lain dan memusatkan upaya penyelamatan.

Tambang dengan Sejarah Panjang
El Teniente telah beroperasi sejak awal 1900-an dengan jaringan terowongan mencapai 4.500 kilometer—setara jarak Jakarta ke Tokyo! Pada 2024, tambang ini menghasilkan 356.000 metrik ton tembaga atau 7% produksi nasional Chile.

Namun, insiden kali ini menjadi salah satu yang terparah dalam sejarahnya. “Ini mungkin keruntuhan terbesar yang El Teniente alami dalam beberapa dekade,” ungkap Music. Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab pastinya, apakah gempa bermagnitudo 4,2 atau aktivitas penambangan memicu tragedi ini.

Apa Langkah Selanjutnya?
Waktu terus berjalan, tekanan pada tim penyelamat kian besar. Setiap detik sangat berharga bagi kelima penambang yang masih terjebak di bawah reruntuhan. Akankah mereka berhasil selamat? Ataukah ini akan menjadi tragedi tambang paling kelam bagi Chile?

Sementara dunia menanti kabar terbaru, satu hal pasti: keberanian tim penyelamat dan harapan keluarga tetap menjadi sorotan utama. Semoga upaya mereka membuahkan hasil yang baik!