YOGYAKARTA, Exposenews.id – Pemerintah Kota Yogyakarta tak mau lagi warga jadi korban tarif parkir “nuthuk” alias semena-mena. “Kami resmi meluncurkan sistem pembayaran parkir QRIS di 10 titik utama mulai hari ini,” tegas pihak Dishub. “Langkah ini kami ambil untuk memberikan kepastian tarif parkir yang jelas dan transparan bagi pengendara sejak awal.”
Baca Juga: Pria Tewas di Kali Depok, Awalnya Sedang Cari Barang Bekas
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho, memastikan, “Kami sengaja memilih sistem pembayaran non-tunai ini untuk menghilangkan keraguan masyarakat.” “Begitu pengendara memindai QRIS, sistem langsung menampilkan tarif parkir yang sesuai dengan zona dan jenis kendaraan mereka,” jelasnya. Tidak ada lagi tawar-menawar atau ketidakjelasan,” tegasnya, Kamis (26/6/2025).
Nah, untuk tarifnya sendiri, Kota Jogja membagi tiga kawasan:
Kawasan 1 (Premium): Motor Rp 2.000, mobil Rp 5.000.
Kawasan 2 & 3: Motor Rp 1.000, mobil Rp 2.000.
Dengan sistem ini, pengendara tinggal scan QRIS, bayar, dan langsung tahu besaran biayanya. Simple, kan?
Jangan khawatir, para juru parkir (jukir) tetap dapat penghasilan. Dishub langsung berkoordinasi dengan para jukir guna menjalankan sistem QRIS secara adil. “”Dulu jukir membawa uang harian, sekarang mereka menerima pembayaran setiap minggu,” jelas Arif.
Selain itu, papan informasi tarif sudah dipasang di setiap lokasi parkir. Jadi, baik pengendara maupun jukir sama-sama punya patokan yang jelas. “Tak perlu lagi debat soal tarif. Semua sudah terstandar,” tambahnya.
10 Titik Percontohan QRIS Parkir
Sementara ini, QRIS parkir baru berlaku di 10 titik berikut:
Jalan Prof Yohanes
Urip Sumoharjo
Diponegoro
Brigjen Katamso
Mataram
Laksda Adisutjipto
KH Ahmad Dahlan
Limaran
TKP Senopati
Ngabean
Wali Kota: QRIS Bikin Parkir Lebih Tertib dan Transparan
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyambut baik inovasi ini. Menurutnya, QRIS parkir adalah langkah maju menuju layanan publik digital yang cepat dan akuntabel. “Ini solusi atas keluhan warga soal tarif tidak wajar. Sekarang semuanya terukur dan tercatat rapi,” ujarnya.
Tak hanya mempermudah warga, sistem ini juga meningkatkan efisiensi retribusi daerah. “Kita bisa meminimalisir kebocoran pendapatan sekaligus memberdayakan jukir dengan skema yang lebih baik,” tegas Hasto.
Dukungan Teknis Jadi Kunci Sukses
Mereka akan terus mengawasi sistem ini secara ketat. “Tim IT kami sudah standby 24 jam. Begitu ada masalah, kami langsung turun tangan memperbaikinya,” tegas Arif.
Dengan begitu, masyarakat tak perlu ragu beralih ke QRIS. Selain lebih praktis, sistem ini juga memastikan keadilan bagi semua pihak—pengendara, jukir, dan pemerintah.
Yogyakarta Makin Digital, Warga Makin Nyaman
Inisiatif QRIS parkir membuktikan komitmen Pemkot Yogyakarta dalam transformasi digital. Warga pun menyambut positif langkah ini.
“Dulu saya sering khawatir petugas parkir menagih tarif lebih, sekarang saya tinggal scan QRIS dan langsung tahu besaran biayanya,” jelas Andi sambil mengunci motornya di kawasan Malioboro.
Pemerintah Kota berencana mengembangkan sistem serupa untuk berbagai layanan publik. Mereka ingin memudahkan warga sekaligus menjamin transparansi dalam setiap transaksi.
Jadi, siap-siap beralih ke parkir digital, ya! Dengan QRIS, parkir di Jogja kini lebih fair, cepat, dan bebas drama.