Bantu Ibu Tetap Produktif, Kemendukbangga Luncurkan Tamasya! simak programnya

ExposeNews.id — Bantu Ibu Tetap Produktif. Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN) resmi meluncurkan program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) sebagai solusi cerdas untuk mendukung para pekerja perempuan tetap produktif meski sudah menikah dan memiliki anak. Program ini dihadirkan untuk menjawab tantangan banyak perempuan yang terpaksa berhenti bekerja karena kesulitan mengakses layanan pengasuhan anak yang berkualitas.

Pada Selasa (27/5/2025), Kemendukbangga/BKKBN meluncurkan Tamasya secara serentak di berbagai daerah, salah satunya di Tempat Penitipan Anak (TPA) Tunas Harapan milik PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN) di Kutai Timur, Kalimantan Timur. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) Wihaji menegaskan, banyak perempuan terpaksa meninggalkan pekerjaan setelah melahirkan karena tidak ada dukungan pengasuhan anak yang memadai.

“Harapan kami, para pekerja perempuan yang sudah punya anak bisa tetap bekerja. Nyatanya, banyak yang memilih berhenti setelah menikah dan punya anak. Hal ini jelas mengurangi produktivitas nasional,” tegas Wihaji dalam siaran persnya, Rabu (28/5/2025).

Ibu Tetap Produktif .Program Tamasya hadir sebagai jawaban atas rendahnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan di Indonesia. Data terbaru menunjukkan, TPAK nasional hanya mencapai 66,17% per Agustus 2024—jauh di bawah rata-rata negara OECD yang mencapai 81,9%.

Melalui Tamasya, Kemendukbangga/BKKBN mengintegrasikan layanan penitipan anak yang aman, terjangkau, dan berkualitas di lingkungan kerja. PT DSN dipilih sebagai lokasi peluncuran karena perusahaan ini sudah memiliki 91 TPA yang melayani 1.860 anak dengan dukungan 186 pengasuh. Selain itu, PT DSN juga dikenal aktif dalam program lingkungan, sosial, dan pemberdayaan ekonomi.

“Anak-anak berhak mendapat masa depan yang baik. Dengan Tamasya, ibu bisa tetap bekerja, sementara anak dapat pengasuhan penuh kasih sayang. Semua bahagia!” ujar Wihaji saat meresmikan program tersebut.

Tak hanya meningkatkan produktivitas perempuan, Tamasya juga sejalan dengan target pembangunan nasional, seperti:

  • Menjaga angka kelahiran (TFR) stabil di 2,1

  • Meningkatkan Indeks Kualitas Keluarga hingga 80%

  • Menurunkan angka stunting menjadi 5% pada 2045

Baca Juga: Heboh: Siswa SMA Bandung Pasang Kamera Tersembunyi di Toilet Sekolah dan Vila, Simak Kecabulannya

Ibu Tetap Produktif . “Pemerintah hadir memberi solusi, salah satunya lewat Tamasya,” tegas Wihaji. Ia juga menyebut program ini sebagai bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo dan Wapres Gibran, khususnya dalam pengembangan SDM dan pengentasan kemiskinan.

Program Tamasya tidak berjalan sendiri. Enam kementerian terlibat langsung, yaitu:

  1. Kemendukbangga/BKKBN

  2. Kementerian Dalam Negeri

  3. Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak

  4. Kementerian Pendidikan Dasar & Menengah

  5. Kementerian Sosial

  6. Kementerian Ketenagakerjaan

Keenam kementerian ini telah menerbitkan Surat Edaran Bersama (SEB) tentang pembentukan TPA di instansi pemerintah, BUMN/D, swasta, hingga masyarakat.

Tamasya bukan sekadar program biasa. Ia didukung oleh:

  • UU No. 4/2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan

  • UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, yang mewajibkan perusahaan menyediakan fasilitas kesejahteraan, termasuk TPA

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli yakin Tamasya akan meningkatkan produktivitas pekerja, terutama perempuan. “Dengan TPA yang memadai, pekerja bisa lebih fokus tanpa mengabaikan peran keluarga,” ujarnya melalui sambungan video.

Kemendukbangga/BKKBN berkomitmen memastikan setiap TPA mendapat pendampingan pengasuhan yang layak, sesuai Perpres No. 12/2025 tentang RPJMN 2025-2029. Program ini juga mendukung Asta Cita ke-4 (penguatan SDM, sains, dan kesetaraan gender) serta Asta Cita ke-6 (pembangunan dari desa dan pengentasan kemiskinan).

Dengan Tamasya, Indonesia menuju masyarakat yang lebih produktif, sejahtera, dan ramah keluarga!

Exit mobile version