Exposenews.id, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo meminta perbankan getol menyalurkan kredit dan tidak disimpan dalam Surat Berharga Negara (SBN). Ini guna menjamin likuiditas di perbankan akan mencukupi.
“Kebijakan makro kami akan pastikan likuiditas di perbankan lebih dari cukup sepanjang perbankan juga mau me-repo-kan SBN yang dimiliki, tidak dikekepin,” kata Perry dalam Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 yang dilihat virtual, Rabu (31/1/2024).
BI mendorong pertumbuhan kredit berada di kisaran 10-12% pada 2024 setelah di 2023 tumbuh 10,38% secara tahunan (yoy). Di depan Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja, Perry mengajak untuk bersama mendorong kredit.
“Pak Jahja, Pak Kartiko (Wakil Menteri BUMN), mari kita bersama untuk mendorong kredit bagi perekonomian kita,” imbuhnya.
Sebelumnya, Jokowi meminta perbankan terus mendorong penyaluran kredit terutama untuk UMKM. Meski harus prudent, ia mengingatkan jika terlalu hati-hati akibatnya perputaran uang di sektor riil menjadi kering.
“Memang kita harus prudent dalam melangkah tapi juga jangan terlalu hati-hati. Kredit kalau terlalu berhati-hati, semuanya terlalu hati-hati akibatnya kering perputaran di sektor riil. Paling penting juga adalah antisipasi terhadap semua skenario ke depan, cepat dalam merespons setiap perubahan misalnya untuk inflasi cek terus di lapangan,” kata Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Kantor BI, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).
Jokowi mengaku mendapat informasi dari para pelaku usaha terkait peredaran uang di Indonesia yang disebut kering.
“Jangan-jangan terlalu banyak yang dipakai untuk membeli SBN atau terlalu banyak dipakai untuk membeli SRBI atau SVBI sehingga yang masuk ke sektor riil berkurang,” ujar Jokowi.
(RTG)