Manado  

Gelar Akademik Disentil, Ketua RAKO Sulut: Saya Lulusan Unsrat 2011

Ketua Rakyat Anti Korupsi (RAKO) Sulawesi Utara Harianto Nanga memperlihatkan ijazahnya. Istimewa.

Exposenews.id, MANADO – Ketua Rakyat Anti Korupsi (RAKO) Sulawesi Utara Harianto Nanga geram gelar akademiknya disentil Ikatan Alumni Aktivis Mahasiswa Unsrat. Harianto bilang dia benar alumni Unsrat sejak 2011 silam.

“Saya lulus 2011 dan ini ijazah saya,” tegasnya sambil memperlihatkan ijazahnya.

Dia menjelaskan perkuliahannya lama rampung dikarenakan kondisi ekonomi tidak memungkinkan. Ini pengaruh krisis ekonomi (krismon) pada 1999 lalu.

“Saya masuk FPIK Unsrat kan 1997, kemudian 2 tahun kemudian terjadi krismon. Berpengaruh juga ke kondisi ekonomi keluarga sehingga saya sempat menunda perkuliahan saya. Cukup lama baru kuliah kembali sampai akhirnya 2011 bisa sarjana,” jelasnya.

Karena itu dia mengkritik pihak-pihak yang mencoba menyenggolnya. Menurutnya isu akademik sangatlah tidak tepat.

“Saya berharap mereka memohon maaf kepada saya. Bila tidak maka saya akan adukan mereka ke mabes polri maupun ke Polda Sulut,” tegasnya.

Harianto kesal upayanya memberantas korupsi malah seperti dicegah sebagian pihak. Menurutnya, ada upaya kriminalisasi kepada Rako Sulut.

“Yang seperti itu tidak boleh karena bisa berdampak tidak baik kepada generasi kita selanjutnya,” sebutnya.

Terkait kasus dugaan korupsi Pasar Bersehati Manado, dia menyampaikan KPK sudah menindaklanjuti laporan dimaksud setelah dirinya menemui Ketua KPK Firly Bahuri beberapa waktu lalu di Markas Polda Sulut.

“Jadi ternyata kasus Pasar Bersehati Manado sedang dalam penanganan KPK. Kejati sudah tidak lagi menangani itu,” jelasnya lagi.

RAKO pun mengapresiasi tindak lanjut KPK dan berharap segera memeriksa pihak terkait baik kontraktor atau Pengguna Anggaran (PA).

“Kami berharap KPK segera menetapkan tersangka karena kasus ini sangat terang benderang dan ini membuktikan KPK ada nyali untuk melakukan aksi di Sulawesi Utara,” pungkasnya.

(RTG)

Exit mobile version