Exposenews.id, Jakarta – Google doodle untuk mengawali pekan kedua September ini adalah gambar mangkuk ayam jago. Pihak Google menyatakan dalam situs resmi mereka, gambar ini sengaja dipakai untuk merayakan Mangkuk Ayam Jago Lampang yang ikonik, dengan ayam jantan berekor hitam serta bunga peony dan daun pisang.
“Peralatan dapur tahan lama ini amat populer di Asia, sehingga Pemerintah Thailand mendaftarkannya sebagai produk Indikasi Geografis Lampang pada hari ini pada tahun 2013,” tulis Google.
Dengan didaftarkannya, maka hukum perdagangan internasional mengakui kualitas dan reputasi mangkuk ayam jago yang dibuat di daerah tersebut.
Sejarah Mangkuk Ayam Jago
Mangkuk ayam jago dahulu diimpor menuju Thailand, dari China. Dalam versi orisinalnya, ayam jago adalah lambang kerja keras. Sementara, daun pisang dan bunga peoni merah adalah simbol harapan atas keberuntungan.
Dikatakan dalam Says Malaysia, mangkuk ini berasal dari Provinsi Guangdong, China Selatan. Desainnya sendiri sudah ada sejak lebih dari seratus tahun yang lalu.
Orang yang menciptakannya adalah para pengrajin di Hakka dan melukisnya dengan tangan. Tidak seperti yang diproduksi massal, mangkuk ayam jago yang asli punya sedikit perbedaan di segi ukuran dan pola desainnya.
Kembali mengutip dari Google, pada 1957 para pedagang di wilayah Lampang membuka banyak pabrik mangkuk ayam jago. Daerah tersebut memiliki banyak mineral lempung yang lebih cocok untuk membuat keramik.
Ketika warga Lampang mulai memproduksinya secara massal, produk tersebut jadi salah satu yang paling laris dari kawasan tersebut. Hal ini berdampak positif terhadap stabilitas keuangan dan kebebasan untuk penduduk lokal.
Walau Lampang terus memproduksinya sampai sekarang, cuma sedikit pabrik yang bisa mendesainnya sesuai gaya dan bahan tradisional. Oleh sebab itu, mangkuk yang asli dengan lukisan tangan, menjadi barang koleksi yang langka.
Mengapa Mengggunakan Gambar Ayam Jago?
Diterangkan dalam CultureGuru, dalam bahasa Hokkien, kata ayam punya cara penyebutan yang sama dengan kata rumah atau keluarga. Banyak orang yang yakin, dengan makan di mangkuk ayam jago, maka keluarga mereka bisa menjadi makmur.
Seperti disebutkan sebelumnya, ayam jago adalah simbol kerja keras. Di samping itu, hewan tersebut juga dianggap sebagai lambang jiwa petarung dan keluarga yang makmur.
Ayam jantan digunakan, alih-alih ayam betina, karena berkaitan dengan budaya patriarki di China pada saat itu. Laki-laki lebih disukai ketimbang perempuan, bahkan anak laki-laki yang dilahirkan juga dianggap sebagai berkah yang besar.
Oleh karena itu, dahulu orang Hakka memberi mangkuk ayam jago untuk anak laki-laki mereka. Kemudian, nama putranya diukir di mangkuk sebagai tanda bahwa yang bersangkutan akan terus diingat leluhur hingga pemilik mangkuk itu wafat.
(RTG)