banner 120x600

In Memoriam Pdt. Ibrahim Senduk Karundeng STh, 37 Tahun Melayani Dengan Kerendahan Hati

Pendeta (Pdt) Ibrahim Senduk Karundeng semasa hidupnya dikenal rendah hati, berwibawa, dan murah senyum. Dokumen Keluarga.

Exposenews.id, Manado – Kerendahan hati, berwibawa, murah senyum dan tutur kata lembut menjadikan Pendeta (Pdt) Ibrahim Senduk Karundeng, STh sebagai teladan bukan hanya bagi jemaat dalam pelayanannya, namun bagi warga masyarakat di mana dirinya berada.

Pendeta senior dengan segudang pengalaman melayani ini, telah menunaikan tugasnya sebagai hamba Tuhan dalam melayani selama 37 tahun 3 bulan 14 hari yakni sejak Tahun 1984 sampai tahun 2022. Pdt Ibrahim Senduk Karundeng STh dipanggil Tuhan pada Kamis, 14 April 2022 di Rumah Sakit Pancaran Kasih, Kota Manado.

Awan dukacita tentunya tak hanya dirasakan keluarga besar Karundeng Runtuwene, namun bagi jemaat yang pernah dilayaninya.

Pendeta “Im” demikian biasa dirinya disapa yang lahir di Kembes pada 03 Mei 1957 dari ayah Yohanis Karundeng dan ibu Wilhelmina Warouw, telah meninggalkan istri tercinta Dwita Ester Tetty Runtuwene, empat orang anak terkasih yaitu : (1) Christy Karundeng SH, (2) Arnold Karundeng SSi yang menikah dengan Priska Sahoming SIP, (3) Valencia Karundeng, SE yang menikah dengan Jandry Mananohas, (4) Deiska Karundeng SPd yang menikah dengan Toar Sanger SE, serta meninggalkan 6 orang cucu.

Jiwa melayani pendeta “Im” sudah terbangun sejak dari usia muda, sehingga tak heran pendeta “Im” selalu menjadi teladan bagi saudara-saudaranya maupun teman-temannya.

Alumni Sekolah Tinggi Theologia (STT) Jakarta tahun 1976-1983 ini adalah anak ke-5 dari 9 bersaudara ini yaitu : (1) Sarah Karundeng (Kel. Kindangen Karundeng. (2) Tabita Karundeng (Kel. Pangemanan Karundeng). (3) Yulli Karundeng (Kel. Kindangen Karundeng). (4) Yohana Karundeng (Kel. Sigarlaki Karundeng). (5) Alm. Pdt Ibrahim Senduk Karundeng STh (Kel. Karundeng Runtuwene). (6) Martha Karundeng (Kel. Coriung Karundeng). (7) Ferry Karundeng (Kel. Karundeng Gerungan). (8) Hendrik Karundeng (Kel. Karundeng Kalangung). (9) Alfrets Karundeng (Kel. Karundeng Kindangen).

Pendeta “Im” setelah menyandang titel STh dari salah satu STT di Jakarta, maka dengan Surat Keputusan Badan Pekerja Sinode GMIM diangkat sebagai Vikaris dan diteguhkan sebagai Pendeta pada tahun 1983. Dalam usia relatif muda, Pendeta “Im” dipercaya dalam pelayanan awalnya dengan tugas sebagai Ketua Jemaat di GMIM Nazaret Tuminting Wilayah Manado Utara pada tahun 1984-1987.

Pelayanan Pendeta “Im” terus berbuah, beberapa tahun di GMIM Nazaret, selanjutnya Badan Pekerja Sinode GMIM mempercayakan bertugas sebagai Tenaga Utusan Gereja (TUG) ke Jayapura Papua pada tahun 1987-1995 dan juga sebagai Dosen di Universitas Cendrawasih Ottow & Geizler dengan berdasarkan 7 SK yang dimiliki oleh Pendeta “Im”. Pada Tahun1995-1997, Pendeta “Im” ditugaskan di GMIM Sion Bukit Inspirasi Kota Tomohon dan dipercayakan menjadi kepala Asrama SMA Binsus Tomohon atau SMA model. Kemudian tahun 1997-2002 Pendeta “Im” ditugaskan sebagai ketua Jemaat di GMIM PNIEL Watulambot Wilayah Tondano 5. Selanjutnya tahun 2002-2007 mendapat tugas sebagai ketua Jemaat GMIM Eben Haezer dan sekaligus sebagai ketua wilayah Motoling Minahasa Selatan. Selama lima tahun di Minahasa Selatan, tugas berikut pada tahun 2007-2014 sebagai Ketua Jemaat GMIM Sentrum dan sebagai ketua wilayah Bitung 1, Pendeta “Im” juga dipercayakan sebagai Ketua FKUB dan BKSAUA Bitung sejak 2008-2014.

Selanjutnya, Badan Pekerja Sinode GMIM pada tahun 2014-2019 menugaskan di Kota Manado, tepatnya di GMIM Sola Gratia Tikala sebagai Ketua Jemaat dan Ketua Wilayah Manado Timur 1 dan pada tahun 2019-2022 mengakhiri tugas pelayanan di GMIM Yordan Ranotana Weru.

Pendeta “Im” beristirahat dalam damai dengan meninggalkan kenangan yakni keteladanan melayani dengan kerendahan hati.

(RTG)