Manado  

Ibarat Pepatah Kacang Jangan Lupa Kulit, Ikatan Alumni Smantoe96 Salurkan Bantuan ke SMA 7 Manado

Ikatan Alumni Smantoe'96 berikan bantuan bagi sekolah tempat mereka duduk di bangku SMA dulu. Istimewa.

Exposenews.id, Manado – Apa yang dilakukan Ikatan Alumni Smantoe’96 Manado ini patut dipuji. Ibarat pepatah kacang jangan lupa kulitnya, itu juga yang dilakukan mereka dengan tidak melupakan almamater pendidikan saat masih berada di bangku Sekolah Menengah Atas.

Buktinya, Jumat (28/1/2022), mereka datang ke SMA Negeri 7 Manado yang notabene adalah sekolah mereka pada 1993 hingga 1996 untuk memberikan bantuan. Bantuan mereka berupa proyektor, layar, speaker aktif, dan wireless.

“Maksud dan tujuan kami datang ke SMA Negeri 7 Manado adalah untuk merealisasikan bantuan yang sudah diprogramkan waktu lalu. Mengapa baru sekarang? Karena saat itu pandemi tengah meningkat,” kata Ketua Ikatan Alumni Smantoe’96 Manado Natalia Lengkong, saat didampingi Sekretaris Edmon Maikel Rompas dan juga Ketua panitia 25 tahun Alumni Smantoe’96 Manado Denly Kumaseh beserta pengurus lainnya.

Lanjut Lengkong, kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan guna peringatan 25 tahun Alumni Smantoe’96 Manado yang bertajuk Silver Reunion Smantoe’96. Di samping itu terdapat program-program lainnya yang semuanya bertujuan untuk lebih mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan sesama Alumni Smantoe’96 Manado.

Sementara, Kepala SMA Negeri 7 Manado Marlina Katihokang didampingi Wakil Kepala SMA Negeri 7 Manado Urusan Kesiswaan Lisye Manumpil dan beberapa guru yang ada bersyukur atas kepedulian dari Ikatan Alumni Smantoe’96 Manado terhadap sekolah yang terletak di Teling tersebut.

Lanjut Katihokang, bantuan yang diterima dari Ikatan Alumni Smantoe’96 Manado tersebut sangat membantu dalam proses belajar mengajar di SMA Negeri 7 Manado. Karena barang yang disalurkan memang sedang dibutuhkan sekolah yang dipimpinnya.

Pada kesempatan itu juga pengurus dan anggota Ikatan Alumni Smantoe’96 Manado langsung bernostalgia dengan kompleks sekolah mereka ini. Canda gurau pun terlihat saat mereka berinteraksi dengan sejumlah pengajar yang masih mengajar dari 1993 hingga sekarang.

(RTG)

Exit mobile version