Kasus Positif Bertambah 143, Satgas Curiga Varian Terbaru Virus Corona Masuk Sulut

Ilustrasi perawat kelelahan
banner 120x600

Exposenews.id, Manado – Kasus terkonfirmasi positif bertambah 143 orang di Sulawesi Utara. Satgas Penanganan Covid-19 Sulut menilai tren penambahan kasus positif harian di Sulawesi Utara pasca libur hari raya menunjukkan peningkatan mencapai 200 persen.

“Sebelum hari raya per hari dideteksi rata rata 5 kasus perhari, sementara sesudah hari raya meningkat menjadi 15 kasus per hari. Tetapi pada akhir Juni dan awal Juli ini tren penambahannya menunjukan tanda terjadinya peningkaan eksponensial,” kata Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sulut, dr Steaven Dandel, Sabtu (3/7/2021).

Tren penambahan kasus harian di Sulut. Satgas covid Sulut.

Pelipatgandaan kasus terjadi dengan cepat dan dalam periode waktu yang lebih pendek (berdasarkan trend 7 days moving average). Rata rata per hari 5 kasus berlipat menjadi 10 kasus perhari dalam 21 hari.

“Kemudian meningkat menjadi 20 kasus perhari dalam kurun waktu 12 hari,dan naik menjadi rata rata 40 kasus perhari dalam waktu 9 hari. Kecurigaan bahwa fenomena ini disebabkan oleh adanya penyebaran Variant of Concern (Alfa,Beta, Delta dan Kappa) belum bisa dipastikan karena pemeriksaan genomik sequencing yang telah dikirimkan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pencegahan Penyakit Manado ke Pusat Litbangkes Kemenkes RI, sampai saat ini belum ada hasil,” jelas Dandel.

Namun, lanjutnya, pada beberapa kluster yang terjadi di Sangihe,Tomohon, Manado dan juga Bitung menunjukkan kecepatan transmisi yang menyerupai variant of Concern ini. Peningkatan ini tentunya secara otomatis membuat beban bagi pelayanan kesehatan makin terlihat jelas.

BOR ruang isolasi dan ICU. Satgas Covid Sulut.

“Dalam kurun waktu 3 minggu angka keterisian Ruang Isolasi dan Ruang ICU Covid 19 (Bed Occupational Rate) di Rumah Sakit Rujukan Covid 19, meningkat dengan cepat,” tambahnya.

Dalam waktu 17 hari keterisian Bed Isolasi meningkat dari 8% menjadi 25%. Bahkan pada beberapa Kabupaten / Kota keterisiannya sudah diatas 50%.

“Semakin banyak orang yang sakit, maka otomatis makin banyak yang perlu dirawat di ruang perawatan intensif dan makin banyak juga kematian yang dilaporkan,” sambungnya sambil menerangkan grafik di bawah ini menunjukkan tren tersebut.

Sementara itu gambaran kegiatan testing juga menunjukkan tanda-tanda memburuk dimana positivity rate Provinsi Sulawei Utara meningkat dari 2,5% pada Mei 2021 dan posisi terkini sudah mencapai angka di atas 10%, lebih tepatnya ada diangka 12,31% seperti pada grafik di bawah ini.

Angka ini mengindikasikan bahwa dari setiap 100 sampel yang diperiksa akan terdapat 12 sampai dengan 13 kasus positif. Kondisi ideal yang menunjukkan bahwa transmisi terkendali, seharusnya berada di bawah 5%.

Mencermati semua data di atas maka Satgas Covid 19 Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, menyampaikan hal hal sebagai berikut:

1.   Walaupun secara laboratorium belum ada bukti adanya keberadaan variant of Concern (VoC) di Sulawesi Utara, tetapi perkembangan kondisi epidemiologik dan kecepatan transmisi dari beberapa kasus menunjukkan adanya kemungkinan bahwa yang sementara beredar di Sulawesi Utara pada saat ini adalah VoC ini.

2.   Pola transmisi dari VoC ini berdasarkan laporan investigasi dari negara dan daerah lain di Indonesia adalah lebih cepat, menjangkiti lebih banyak orang dan adanya kemungkinan yang sangat tinggi bahwa transmisinya bersifat aerosol/ airborne. Penularan aerosol/airborne adalah penularan yang disebabkan karena menghirup partikel virus yang mengambang di udara. Pada penularan airborne, orang yang infeksius  mengeluarkan partikel virus ini lewat batuk atau bersin yang melayang di udara dan bisa bertahan sampai 16 jam. Sehingga mereka yang tidak memakai masker akan sangat mudah terinfeksi.

3.   Dengan pola transmisi seperti ini maka masyarakat dihimbau untuk menaikkan kewaspadaannya ke titik tertinggi. Pemakaian masker menjadi hal yang wajib dilakukan. Pola kerja dari rumah diimplementasikan kembali. Sirkulasi udara ruangan kerja harus diperbaiki. Menghindari makan bersama, karena pada saat makan bersama otomatis masker akan dibuka. Menghindari acara acara di tempat tertutup dan padat. Menghindari kerumunan kemanapun kita pergi. Acara acara resepsi dengan kehadiran lebih dari 30 orang sebaiknya dihindari. Pelaksanaan ibadah dan perayaan sebaiknya melalui daring.

(RTG)