Sekitar 159 Dokter Gugur Akibat Covid, IDI Minta Ini ke Masyarakat

Oleh: Ronald Ginting

Exposenews.id, Jakarta – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut ada ratusan tenaga medis yang meninggal akibat terpapar virus Corona (COVID-19). Perihal itu, Ketua Umum IDI Daeng M Faqih meminta agar masyarakat tidak memperberat situasi saat ini.

“Kasus kematian tenaga medis khususnya dokter… gugur dalam penanganan COVID, di atas seratus orang, tetapi mohon kami mohon sekali kepada seluruh lapisan masyarakat untuk meminta pengertiannya membantu kami untuk tidak memperberat situasi. Mohon tidak untuk memperberat situasi, tidak menambah kasus ini besar, tidak menambah penularan kepada lebih banyak akan gugurnya petugas kesehatan yang lebih banyak,” kata Daeng dalam siaran langsung dari kanal YouTube BNPB, Minggu (15/11/2020).

Daeng mengatakan masyarakat bisa mencegah terjadinya penularan virus Corona dengan menghindari kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Karena sejatinya, kata Daeng, masyarakat adalah garda terdepan untuk melawan perang dengan virus COVID-19 saat ini.

“Garda terdepan bukan lagi petugas kesehatan tapi seluruh elemen masyarakat sama-sama bergotong royong perang semesta terhadap COVID-19, dengan bersama-sama mencegah untuk tidak tertular. Hindari kegiatan-kegiatan yang berpotensi menular, kerumunan. Kegiatan yang menyebabkan… begitu banyak… penularan semakin banyak, rumah sakit banyak lagi petugas kesehatan banyak tertular kita lebih banyak,” papar Daeng.

Dari lubuk hati yang paling dalam, Daeng meminta agar masyarakat tidak melulu mengandalkan petugas kesehatan dan pemerintah terkait protokol kesehatan virus Corona. Dia meminta agar masyarakat turut sadar dan bersama-sama menerapkan protokol kesehatan agar tertular dari wabah virus Corona.

“Oleh karena itu, sekali lagi, kami mohon dari hati kami yang paling dalam para petugas kesehatan, untuk kita bersama-sama melakukan gerakan bersama perang semesta jangan hanya mengandalkan petugas kesehatan, jangan hanya mengandalkan pemerintah karena ini sifatnya.. harus seluruh lapisan masyarakat kesadaran kita untuk menerapkan protokol kesehatan supaya kita terhindar dari tertular COVID,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Waketum IDI Adib Khumaidi menyebut data per 10 November, dokter yang gugur terpapar virus Corona berjumlah 159 orang. Daeng menyebut lonjakan kematian tenaga medis ini disebabkan aktivitas masyarakat.

“Perlu kami melaporkan bahwa saat ini tadi yang disampaikan pada 10 November, 159 dokter kemudian dalam antara 10 November sampai sekarang ada berapa dokter ada dua, tiga dokter juga yang meninggal ini karena positif dan kalau kita melihat dari lonjakan positif sangat terpengaruh dengan kondisi aktivitas masyarakat bulan Mei kenaikan kasus 20 persen, bulan Agustus 10 persen,” kata Adib.

Adib tak memungkiri angka ini akan diprediksi kembali melonjak. Hal itu, kata Daeng, berkaitan dengan adanya aktivitas masyarakat yang akhir-akhir ini tidak mengindahkan jaga jarak dan berkerumun.

“Dan saat ini sudah ada kemungkinan lonjakan kasus salah satu faktornya adalah hal-hal yang berkaitan dengan mobilitas masyarakat hal-hal yang berkaitan juga dengan aktivitas yang kemudian berpotensi yaitu tidak menjaga jarak, berkerumun,” ungkapnya.

Adib menyebut lonjakan kasus positif di masyarakat sangat berpengaruh pada naiknya angka kematian yang terjadi pada tenaga medis. Sebetulnya, menurut Adib, kenaikan angka kematian dokter sudah terjadi pada bulan Mei dan Agustus lalu.

“Ini yang kemudian secara data yang kami dapatkan fluktuasi yang terjadi, kasus positif yang terjadi di masyarakat juga berdampak pada lonjakan kasus kematian, kesakitan yang terjadi pada dokter dan tenaga kesehatan bulan Mei, Agustus lonjakan kasus yang kematian kasus dokter terjadi pada bulan itu,” ujarnya.

(RTG) 

Exit mobile version