Ekspor dan Neraca Perdagangan Sulut Menurun Dibanding Juli 2020

banner 120x600

 

Oleh: Ronald Ginting


Exposenews.id, Manado – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut) mencatat nilai ekspor nonmigas Sulut pada Agustus 2020 sebesar US$50,48 juta. Secara month to month, nilai tersebut menurun 28,13 persen dibandingkan Juli 2020 yang senilai US$ 70,24

juta.

“Secara year on year atau bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2019, ekspor Sulut juga menurun. Tepatnya turun 8,64 persen,” ungkap Kepala BPS Sulut, Ateng Hartono, Minggu (4/10).

Komoditas ekspor nonmigas terbesar pada 

Agustus 2020 tetap diduduki oleh Lemak dan Minyak Hewan/Nabati (HS 15), senilai US$24,41 juta atau 48,35% dari total ekspor Sulut. Posisi teratas negara tujuan ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada Agustus 2020

adalah Amerika Serikat, yakni senilai US$13,58 juta atau 26,91 persen dari total nilai ekspor nonmigas. 

“Produk yang paling banyak diekspor ke Amerika adalah lemak dan minyak hewan/ nabati /Animal or vegt fats and oils,” papar Ateng.

Sebagian besar komoditas ekspor nonmigas dikirim melalui beberapa pelabuhan di Sulawesi Utara, meskipun ada pula yang dikirim melalui pelabuhan di provinsi lain. Pelabuhan Bitung merupakan pelabuhan laut terbesar di Sulawesi Utara, dan pada bulan 

Agustus 2020 sebesar 47,36 persen barang ekspor dikirim melalui pelabuhan ini.

“Hanya saja nilai ekspornya menurun 27,84 persen dibandingkan dengan Juli 2020,” tuturnya.

Dia menyebutkan bahwa impor Sulut sepanjang Agustus 2020 mencapai US$10,04 juta.

Nilai itu meningkat bila dibandingkan 

dengan bulan sebelumnya, dengan kenaikan sekitar 13,97 persen.

“Tapi berbeda bila kita bandingkan dengan nilainya sepanjang Agustus 2019 (y-on-y), turun 59,57 persen,” tambahnya kepada exposenews.id.

Sulut banyak mendatangkan komoditas Bahan Bakar Mineral (HS 27), senilai US$4,92 juta atau 48,99% dari total impor.

Malaysia menjadi negara pemasok terbesar pada Agustus 2020 sebesar US$3,99 juta atau 39,80% dari total impor.

“Dari angka ekspor dan impor tadi, maka neraca perdagangan

Sulut kembali surplus. Surplusnya sebesar US$40,44 juta. Namun, angka tersebut turun bila dibandingkan kondisi bulan sebelumnya yang tercatat senilai US$61,43 juta,” tutup dia. (RTG)