Tarif Angkutan Udara Dorong Deflasi Manado Sepanjang September 2020

banner 120x600

 

Oleh: Ronald Ginting

Exposenews.id, Manado – Inflasi Kota Manado hanya bertahan satu bulan saja, sebab sebagaimana data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara hari ini, Kota Manado pada September 2020 mengalami deflasi sebesar 0,36

persen. Penurunan harga ini dipengaruhi adanya penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,26 pada Agustus 2020 menjadi 104,88 pada September 2020.

Kepala BPS Sulut Ateng Hartono menuturkan dari 11 kelompok pengeluaran di kota Manado, penurunan indeks terjadi pada kelompok transportasi sebesar 2,30 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,46 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan sebesar 0,21 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,07 persen.

“Sebaliknya, kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan indeks adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,23 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 

sebesar 0,16 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,06 persen dan kelompok pakaian dan alas 

kaki sebesar 0,02 persen,” papar Ateng Hartono saat melaksanakan Berita Resmi Statistik melalui akun youtube BPS Sulut.

Ateng mengatakan kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan adalah kelompok kesehatan, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dan kelompok pendidikan. 

Kota Manado, tambah dia, mengalami deflasi secara tahun kalender sebesar 1,01 persen dan inflasi “year on year” sebesar -0,99 persen.

Penyumbang deflasi terbesar di Kota Manado bulan September lalu yaitu angkutan udara sebesar 0,2856 persen, diikuti oleh ikan cakalang/ikan sisik sebesar 0,0616 persen, 

bawang merah sebesar 0,0304 persen.

“Lalu tomat sebesar 0,0269 persen, ikan malalaugis/ikan sohiri 0,0195 persen, daging babi 0,0186 persen, ikan deho sebesar 0,0138 persen, daging ayam ras 0,0127 persen, cabai merah 0,0087 persen, dan sabun cair/cuci 

piring sebesar 0,0084 persen,” terangnya.

Sedangkan penyumbang Inflasi terbesar adalah cabai rawit sebesar 0,0360 persen. Selanjutnya lemon 0,0337 persen, kayu lapis 0,0254 persen, telur ayam ras 0,0113 persen, emas perhiasan 0,0106 persen, ikan selar/ikan tude 0,0096 persen, bawang putih sebesar 0,0090 persen. 

“Roti bakar 0,0077 persen, angkutan antar kota 0,0065 persen dan ikan kembung 0,0058 persen,” tukasnya. (RTG)