Pertama Kalinya, 10,39 Ton Ikan Diekspor Langsung dari Manado ke Jepang

banner 120x600

 

Gubernur Olly Dondokambey (kiri) bersama dengan Kepala Kanwil Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara Cerah Bangun (kanan) saat berada dalam pesawat. Istimewa.

Oleh: Ronald Ginting


Exposenews.id, Manado – Ekspor Perdana Langsung ke Sulawesi Utara memiliki keunggulan dari segi geoposisi sehingga daerah ini dijadikan hub cargo wilayah timur. Selain itu, Sulut memiliki keunggulan dari segi potensi seperti volume ekspor sepanjang 2019 yang mencapai 23.689 ton dengan nilai US$142,53 juta, dan selang Januari hingga Agustus 2020 yang berada di kisaran 15.941 ton dengan nilai US$85,96 juta.

Inilah yang melatarbelakangi dibukanya direct call ekspor dari Manado, Sulawesi Utara ke Narita, Jepang, mulai Rabu (23/9). Pembukaan ekspor langsung ini juga dijadikan sebagai hadiah ulang tahun Provinsi Sulut ke-56 untuk masyarakat Sulawesi Utara.

“Kita bersyukur ekspor ke Jepang ini menjadi hadiah terindah bagi HUT Sulut ke-56 tahun. Saya persembahkan ini bagi masyarakat bumi nyiur melambai,” ucap Gubernur Sulut Olly Dondokambey di Terminal Kargo Bandara Sam Ratulangi Manado, Rabu (23/9) malam.

Dijelaskan Gubernur Olly bahwa pada ekspor perdana kali ini sekitar 10 ton hasil perikanan Sulut langsung dikirimkan menggunakan pesawat Garuda Indonesia tadi malam. Dia berharap ekspor langsung ini dapat meningkatkan perekonomian, khususnya dari Manado sektor kelautan dan perikanan

“Jumlah 10 ton, harus kita syukuri karena Sulut bisa menggalakkan eksportir sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan baik. Sekiranya ekspor ini berjalan terus, supaya bermanfaat bagi masyarakat dan negara dengan terbukanya pintu baru ekspor,” tuturnya lagi.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut Tineke Adam menuturkan pada ekspor kali ini ada delapan unit pengolahan ikan (UPI) yang sudah mengirimkan ikannya ke Jepang. Di mana ada enam UPI dari Sulawesi Utara, satu UPI dari Gorontalo, dan satu UPI dari Ambon.

“Ekspor perdana 8 unit pengolahan ikan beratnya 10,39 ton dengan nilai US$66.423. Di mana 6 unit dari Sulut dengan volume sebanyak 5,661 ton, Gorontalo 413 kg, dan Ambon 4,152 ton,” ucap Tineke saat memaparkannya kepada seluruh tamu undangan yang datang.

Kata dia, ikan yang diekspor seperti fresh yellow fish, tuna loin, tuna saku, dan tuna whole. 

“Lebih menggairahkan para eksportir, serta waktu terbang lebih singkat,” ucapnya.

Di satu sisi, Menteri Keuangan melalui Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, Heru Pambudi mengapresiasi ekspor langsung tersebut. “Tadi kami melapor secara khusus ke ibu menteri. Dan ibu menteri mengapresiasi atas leadership dari Pak Gubernur, yang berkontribusi mengespor hasil-hasil pertanian dan perikanan,” ujar Heru secara virtual dari Jakarta.

Heru mengharapkan agar apa yang sudah dimulai tersebut, bisa diperluas komoditinya tidak hanya perikanan, tapi bisa pertanian, dan komoditi lainnya. Kata dia, Sulut bisa jadi Hub port Indonesia Timur. 

“Dengan demikian Indonesia maju bersama karena kepadatan muatan di Indonesia bagian barat dapat berkurang dengan adanya hub port di Manado ini,” jelasnya.

Ekspor ini, tambahnya, dapat juga mentrigger kegiatan lainnya lebih luas. Logistik pun lebih cepat dan lebih murah.

“Kami siap mendukung Manado dan Bitung jadi superhub. Dan bila diperlukan, kami berikan insentif fiskal agar nilai ekspor terus meningkat,” tutupnya. 

Diketahui ekspor dari Manado ke Jepang ini menggunakan pesawat Garuda Indonesia Airbus A330 seri 200 setiap Rabu. Pesawat ini berangkat dari Jakarta pukul 17.00 WIB, dan tiba di Manado pukul 21.30 WITA. 

Selanjutnya berangkat dari Bandara Sam Ratulangi pukul 23.40 WITA menuju Narita. Tiba di sana sekitar pukul 06.30 waktu setempat. Garuda sendiri menyiapkan slot sampai dengan 15 ton setiap penerbangan menuju Narita. (RTG)