Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Jakarta – PT Pertamina (Persero) buka suara menanggapi video Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait aib manajemen perseroan tersebut.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyampaikan pihaknya menghargai pernyataan Ahok karena itu sejalan dengan program restrukturisasi Pertamina.
“Kami menghargai pernyataan Pak BTP sebagai Komut yang memang bertugas untuk pengawasan dan memberikan arahan. Hal ini juga sejalan dengan restrukturisasi Pertamina yang sedang dijalankan direksi agar perusahaan menjadi lebih cepat, lebih adaptif dan kompetitif,” ujar Fajriyah dikutip dari CNNIndonesia, Rabu (16/9/2020).
Fajriyah memaparkan Pertamina dan beberapa anak perusahaan telah menerapkan ISO 37001:2016 mengenai Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP).
Selain itu, perseroan pun sudah menjalankan kerjasama dengan KPK dan dengan PPATK sejak 2018 sebagai komitmen perseroan untuk lebih transparan, dan memastikan semua sesuai dengan prosedur.
“Hal-hal yang bersifat corporate action dilakukan manajemen dalam rangka pertumbuhan perusahaan dan juga memastikan ketahanan energi nasional. Tentu saja pastinya akan mempertimbangkan internal resources dan dilakukan secara prudent dan profesional,” paparnya.
Dia mengungkap akan terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan komisaris serta stakeholder terkait agar semua terinfokan dengan baik apa yang sedang dijalankan oleh Pertamina.
Sebelumnya, Ahok dalam sebuah video yang diunggah akun YouTube POIN pada Senin (14/9) membuka boroknya direksi di Pertamina.
Menurut Ahok, dirinya sebagai Komisaris Utama tidak mengetahui perubahan posisi direksi Pertamina. Pasalnya, dalam melakukan perubahan tersebut, direksi langsung melobi menteri.
“Ganti direktur bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Direksi-direksi semua mainnya lobi ke menteri, karena yang menentukan itu menteri,” ujarnya dikutip dari YouTube.
Selain itu, Ahok mempermasalahkan pula soal pencopotan jabatan yang tidak disertai perubahan gaji dari karyawan. Dia memisalkan jabatan direktur utama anak perusahaan Pertamina dengan gaji Rp 100 juta lebih dicopot.
“Masa dicopot gaji masih sama. Alasannya karena orang lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Tapi mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp 75 juta. Dicopot, gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih,” tambah Ahok.
Ahok mengakui sistem tersebut yang akan dia ubah di Pertamina. Selain itu, dia pun akan memotong birokrasi soal pangkat. Menurutnya, nantinya sistem pangkat akan melalui jalur lelang terbuka. Selain perkara gaji, Ahok pun sempat menyinggung soal utang perseroan.
“Udah utang US$ 16 miliar. Tiap kali otaknya minjem duit. Saya kesel nih,” sambungnya. (RTG)