Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) terus diperkenalkan hingga ke kepulauan, salah satunya di Sangihe. Bank Negara Indonesia (BNI) pun menjadi pionir GNNT di Sangihe agar bisa dipahami dan dilakukan masyarakat secara berkesinambungan.
Semua pedagang pasar tradisional di Pasar Tani Nelayan (Pastane), Tahuna Timur langsung diakuisisi BNI sebagai merchant mitra BNI. Ini menjadi wujud misi membangun ekosistem keuangan digital di Sangihe.
“Para pedagang diwajibkan menggunakan QRIS (QR Code Indonesian Standart) yang melayani pembayaran non tunai,” ungkap PGS Pemimpin BNI Cabang Tahuna, Charles Makikama, saat dihubungi usai pencanangan Sangihe Go Digital di Tahuna, hari ini.
Di Pastane, kata Charles, sudah ada 32 pelapak menggunakan QRIS. Menariknya, layanan digital sudah aktif digunakan oleh 12 pelapak.
“Kami juga tengah menyasar pedagang pasar tradisional seperti di Pasar Towoe dan Pasar Kolongan,” sebutnya menambahkan.
BNI juga menggandeng Pemkab Kepulauan Sangihe dan PT Fintech Karya Nusantara (Finaria) dalam mengembangkan pasar daring dan optimalisasi dompet digital.
Finaria yang mengelola e-Wallet Link Aja akan mengembangkan e-commerce bagi Pastane dan pasar tradisional lainnya di Sangihe.
“Kita membuat masyarakat di Sangihe tak perlu ke pasar untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Makanya pastane.id tengah mencoba mengembangkan marketplace bagi Pastane,” paparnya lagi.
Ekosistem digital yang sudah dikembangkan BNI terbilang cukup banyak, yakni sekitar 82 merchant mitra di Tahuna. Contohnya restoran, toko sembako, supermarket, dan banyak lainnya.
“Tetap akan diperbanyak lagi mengingat potensi pasar yang terbuka lebar, dan menguntungkan juga buat pelapak dan pembeli,” imbuhnya. (RTG)