Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – Kasus positif covid di Sulawesi Utara hingga hari ini berjumlah 1.191. Namun yang disayangkan ialah masih banyak masyarakat Sulut menganggap bahwa covid ini hoaks.
Sejumlah masyarakat berkomentar di sosial media bahwa covid ini hanya membodohi masyarakat saja. Karena itu masih banyak yang pandang enteng dengan bahaya covid ini.
Menanggapi hal ini, pemerhati masyarakat Sulut, Vebry Haryadi mengungkapkan adanya masyarakat yang menganggap Covid-19 itu hoaks adalah sikap yang akan menambah dengan lebih cepat orang-orang yang terjangkiti Corona. Di mana saat ini penjangkitan itu bisa saja sudah dari anggota keluarga yang satu dengan yang lain, seperti halnya di daerah yang sudah ditetapkan sebagai transmisi lokal, contohnya Kota Manado.
“Sikap pandang enteng atau sikap masa bodo tentu akan mempercepat penyebaran Covid-19. Sehingga seharusnya masyarakat jangan menganggap penambahan jumlah positif Covid-19 itu sebagai informasi hoaks. Kita sebagai masyarakat harus tetap waspada dan terapkan protokol kesehatan untuk terhindar dari Covid-19, karena sudah banyak yang jadi korban dan covid ini adalah pandemi,” ujar Vebry.
Menurut Vebry, mereka yang menganggap covid hanya hoaks merupakan sikap warga yang tak baik, dan jangan sampai baru percaya jika dirinya atau orang terdekat sudah terpapar corona.
“Tetapi, di sini harus adanya ketegasan pemerintah untuk selalu melindungi masyarakatnya. Pemerintah harus hadir dalam kesusahan masyarakat. Jika pemerintah tidak tegas dalam penerapan protokol Covid-19, maka masyarakatlah yang akan jadi korbannya. Jadi harus ada kebijakan yang tegas untuk memutus penyebaran Covid-19 itu dengan tentunya berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku sebagai negara hukum. Kebijakan jangan sampai menabrak aturan bahkan melanggar HAM,” papar pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai pengacara ini.
Vebry melihat imbauan sudah sampai ke desa-desa. Tetapi yang masalahnya saat ini masih banyak orang yang menganggap remeh atau masih tidak menerapkan protokol kesehatan. Bukan cuma yang di desa-desa, di pusat kota di kabupaten kota sendiri masih banyak warga yang masa bodoh dengan segala imbauan pemerintah.
“Saya menganggap ini dapat dikarenakan warga yang mungkin sudah banyak frustasi dengan keadaan tak menentu ini. Apalagi, begitu banyak yang kehilangan kerjaan, kehilangan usaha, sehingga membuat warga menjadi apatis,” tambahnya lagi.
Salah satu solusinya ialah pemerintah harus menerapkan kebijakan yang benar-benar tepat, yakni kebijakan yang bukan hanya banyak melarang namun kebijakan yang sifatnya penerapan new normal dengan setiap orang bisa bertanggungjawab dalam menerapkan protokol kesehatan, dan tentunya didukung dengan tes Covid-19 secara massal bagi masyarakat untuk memetakan penyebaran Corona.
“Saya lihat banyak juga masyarakat yang mulai tidak percaya kepada pemerintah, contohnya dana yang dialihkan untuk Covid-19, belum tepat penggunaannya yang seharusnya diperuntukkan menanggulangi Covid-19,” sambungnya.
Ini tantangan bagi pemerintah untuk membuktikan mereka serius dalam penanggulangan Covid-19. “Jadi semakin bertambahnya jumlah PDP maupun pasien positif covid, maka seharusnya anggarannya pun lebih digunakan untuk menanggulangi covid,” imbuh sekretaris Projo Sulut.
Satu poin penting saat pemerintah bisa melakukannya, maka sifat masa bodo masyarakat pun akan tereleminir dengan sendirinya. (RTG)